Latest Post

 

Payakumbuh — Ingin miliki simbol khas daerah yang bisa menjadi daya tarik untuk dikunjungi wisatawan, Wali Kota Payakumbuh berdiskusi dan meminta masukan dari niniak mamak, budayawan, seniman dan tokoh masyarakat Kota Payakumbuh di Agam Jua kafe, Selasa sore (1/11/22).

Wako Rida Ananda mengatakan, dari pertemuan tersebut ada beberapa masukan yang disampaikan untuk identitas yang sesuai dengan budaya dan kultur masyarakat Payakumbuh. Mulai dari randang, kota kuliner, randai serta yang berhubungan dengan Kota Payakumbuh lainnya.

“Banyak masukan yang kita peroleh. Dari aspirasi ini nanti akan kita pilih yang benar-benar sesuai dengan kultur dan kearifan lokal Kota Payakumbuh,” kata Rida Ananda.

Lebih lanjut Rida menyebut akan membentuk tim untuk mewujukan simbol yang pas untuk Kota Payakumbuh ini. Sehingga Payakumbuh dari kota persinggahan bisa menjadi daerah kunjungan destinasi wisata.

“Kita ingin ada tugu yang indah di Payakumbuh. Dengan adanya simbol khas daerah ini, diharapkan bisa berdampak untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat kita,” ucapnya.

Sementara itu salah seorang tokoh masyarakat Kota Payakumbuh Asmadi Taher mengharapkan ikon ini bisa menarik orang untuk berkunjung ke Payakumbuh.

“Hal ini harus kita pikirkan bersama dan Payakumbuh bisa berubah status dari kota persinggahan menjadi kota tujuan,” ucapnya.

Dia mencontohkan, Payakumbuh sebagai kota kuliner, “Seperti kita lihat, banyak masyarakat dari daerah lain taunya Payakumbuh itu kota kuliner, karena banyaknya jajanan khas dan enak yang bisa dinikmati di Payakumbuh,” pungkasnya. (MS)

 

Payakumbuh — Pemerintah Kota Payakumbuh hadir dalam Rapat Koordinasi (Rakor) yang digelar Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) secar virtual via aplikasi zoom, Selasa (1/11/22) pagi. Rakor yang mengagendakan pemberian pembekalan dan pengarahan dari Mentri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian itu diikuti oleh seluruh Penjabat (Pj) Kepala Daerah se-Indonesia.

Berlangsung di Aula Pertemuan Randang Lt II Balai Kota Payakumbuh, Wali Kota Payakumbuh Rida Ananda hadir bersama Plt. Sekretaris Daerah Dafrul Pasi dan jajaran kepala OPD di lingkup Pemerintah Kota Payakumbuh.

Selain untuk pemberian pembekalan dan pengarahan, Rakor yang dipimpin langsung Mendagri Tito Karnavian itu juga untuk konsolidasi penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan publik di daerah serta memperkuat sinergitas pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Saat rapat dimulai, Tito Karnavian mengingatkan kembali atas arahan Presiden Joko Widodo kepada Penjabat Kepala Daerah terkait tugas dari Penjabat Kepala Daerah yang dapat menjamin kesinambungan penyelenggaraan pemerintah dan pelayan publik di daerah pada saat terjadinya kekosongan jabatan kepala daerah/wakil daerah karena telah berakhir jabatannya.

Terkait akan arahan Presiden tersebut, Tito menyampaikan akan tugas dan wewenang Penjabat Kepala Daerah yang telah dilantik.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (yang ditetapkan 30 September 2014) bahwa tugas dan wewenang dari Penjabat Kepala Daerah sama yakni merujuk atas Pasal 65 ayat (1) dan ayat (2), namun hal tersebut terdapat pembatasan kewenangan Penjabat Kepala Daerah karena keberadaannya berdasarkan penunjukan bukan hasil pemilihan.

Pembatasan kewenangan Penjabat Kepala Daerah karena keberadaannya berdasarkan penunjukan yang diatur dalam Padal 132 A ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 tentang perubahan ketiga atas Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6 Tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan, pengangkatan dan pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (ditetapkan tanggal 4 Juli 2008, sebagai berikut ;

a. Melakukan mutasi pegawai,
b. Membatalkan perijinan yang telah dikeluarkan pejabat sebelumnya dan/atau mengeluarkan perijinan yang bertentangan dengan yang dikeluarkan penjabat sebelumnya,
c. Membuat kebijakan tentang pemekaran daerah yang bertentangan dengan kebijakan pejabat sebelumnya, dan
d. Membuat kebijakan yang bertentangan dengan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan dan program pembangunan pejabat sebelumnya.

Dan atas PP yang mengatur tugas dan wewenang Penjabat Kepala Daerah, Tito menekankan jika pemabatasan kewenangan yang dimaksud dapat dikecualikan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri Dalam Negeri.

Setelah Rakor berlangsung, Wali Kota Payakumbuh Rida Ananda langsung menghimbau kepada jajaran kepala OPD agar dapat bergerak untuk segera melaksanakan program kerja yang telah disusun sebelumnya.

“Terutama untuk menjaga inflasi, pengentasan kemiskinan ekstrim dan pencegahan Stunting agar segera kita tindak lanjuti bersama. Karna hal ini juga merupakan program nasional,” ungkap Rida.

Dan atas penyampaian Wali Kota Payakumbuh Rida Ananda, seluruh kepala OPD yang hadir langsung sampaikan rencana kerja atas program yang telah disusun sebelumnya agar segera dapat dieksekusi.

“Mari kita semua bergerak agar program yang telah disusun dapat segera terealisasi,” ajak Rida mengakhiri. (MS)

 

Payakumbuh — Pemerintah Kota Payakumbuh menggelar Forum Konsultasi Publik (FKP), kegiatan dialog/diskusi pertukaran opini secara partisipatif antara penyelenggara layanan publik dengan publik di Aula Pertemuan Ngalau Indah Balai Kota Payakumbuh, Selasa (1/11/22).

Tiga sektor yang dibahas dalam FKP ini adalah pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil, penanaman modal dan pelayanan terpadu satu pintu, serta layanan kesehatan pada rumah sakit umum daerah (RSUD) Adnaan WD Kota Payakumbuh.

Acara itu dibuka oleh Wali Kota Payakumbuh Rida Ananda yang diwakili oleh Asisten II Elzadaswarman didampingi Kabag Organisasi David Bachri. Sementara itu narasumber dari Ombudsman Perwakilan Sumbar dan Tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian masyarakat Universitas Andalas. Turut hadir pimpinan dan jajaran OPD serta perwakilan masyarakat.

Asisten II Elzadaswarman mengatakan sebagai sebuah Kota Madya, Kota Payakumbuh akan terus berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dengan pelayanan publik yang prima sebagai ujung tombaknya.

“Tugas pemerintah adalah melayani masyarakat. Ada hal yang harus dipenuhi karena kita berbicara supply dan demand. Bagaimana kebutuhan masyarakat dipenuhi, kita menyikapinya sebagai supplier pelayanan yang memberi alternatif, sehingga ada kepuasan masyarakat, kita harus pastikan mekanismenya berjalan lancar,” kata pria yang akrab dengan panggilan Om Zet itu.

Om Zet menambahkan, pelayanan publik tentu harus diukur, untuk menilai itu perlu bekerja sama dengan pihak ketiga sebagai lembaga profesional yang memiliki indikator penilaian secara objektif. Dia mengharapkan problem pelayanan bisa diulik dan dikupas sedemikian rupa, sehingga nantinya ada solusi yang jauh lebih baik lagi bagi pelayanan publik Kota Randang kedepan.

“Kota Payakumbuh selalu ingin tampil menarik, dengan adanya FKP ini sangat membantu proses meningkatkan pelayanan publik di Kota Payakumbuh. Meski prediket kota dengan pelayanan perizinan berusaha terbaik nasional sudah kita dapatkan tahun 2021 lalu, namun kita tak ingin berpangku tangan, kita akan tetap mempertahankannya dan meningkatkan lagi pelayanan yang lainnya,” tukuknya.

Sementara itu, Irnaldi selaku panitia pelaksana memaparkan FKP ini digelar dalam rangka menjalankan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik dan Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2017 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Forum Konsultasi Publik di Lingkungan Unit Penyelenggara Pelayanan Publik, serta Surat Edaran MENPAN RB Nomor 19 Tahun 2022 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Forum Konsultasi Publik di Lingkup Instansi Pemerintah.

Irnaldi menambahkan, FKP ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman hingga solusi, antara penyelenggara pelayanan publik dan masyarakat, antara lain berupa: pembahasan rancangan, penerapan, dampak, dan evaluasi kebijakan yang ditetapkan oleh penyelenggara pelayanan sehingga diperoleh kebijakan yang efektif dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik.

“Ruang lingkupnya adalah berdasarkan hasil survey kepuasan masyarakat terhadap 3 instansi pemerintah daerah ini. Tahun depan FKP nantinya akan dilaksanakan secara mandiri oleh OPD masing-masing. Output dari FKP ini tersusunnya identifikasi masalah, usulan rekomendasi, perbaikan, dan jangka waktu penyelesaian oleh masing-masing instansi,” katanya.

Dari sisi Kabag Organisasi David Bachri menyampaikan harapan kepada OPD agar rekomendasi yang dihasilkan dari FKP ini dapat ditindaklanjuti dengan baik, karena dasar dari rekomendasi ini adalah survey kepuasan masyarakat.

“Contohnya, dengan adanya rekomendasi di tahun sebelumnya, harusnya ada peningkatan dari waktu ke waktu. Artinya, kita memberikan pelayanan jangan hanya terpaku kepada standar, tapi lebih dari itu. Artinya pelayanan tak sekedar memenuhi standar saja, namun ada nilai tambah dari kepuasan yang didapatkan masyarakat saat dilayani oleh instansi pemerintah,” ujarnya didampingi Sub Koordinator Tata Laksana Bagian Organisasi Yeni Maini. (MS)

 

Payakumbuh — Wali Kota Payakumbuh Rida Ananda melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang merupakan bagian upaya pembinaan pegawai sesuai PP No 53/2010 tentang disiplin pegawai.

Seperti yang tampak pada Selasa (1/11/22), Rida didampingi Kepala BKPSDM dan Inspektorat Kota Payakumbuh melakukan sidak ke Kantor Camat Payakumbuh Utara.

Dalam sidak tersebut, Rida berpesan kepada jajarannya sebagai abdi negara, harus memperhatikan hal-hal dasar sebelum melayani masyarakat. Kedisiplinan dan kerapian dalam berpakaian sangat penting untuk diperhatikan.

“Kami mengimbau kepada seluruh jajaran ASN di Kota Payakumbuh agar menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Ikuti aturan disiplin yang telah ditetapkan dan berikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” kata Rida.

Rida juga menegaskan, pembinaan yang dilakukan saat ini lebih tegas, makanya disidak. Tujuannya untuk memberi secara konkret reward (penghargaan) maupun punishment (sanksi) sesuai tingkat disiplin pegawai bersangkutan.

“PP Disiplin pegawai secara tegas mengatur 17 kewajiban dan 15 larangan. Salah satu yang penting kewajiban pasal 3 ayat 11, pegawai wajib hadir dan mengisi daftar hadir. Karena wajib tidak ada alasan lupa mengisi, apalagi sengaja tidak mengisi. Konsekuensinya yang melanggar tentu akan diberikan sanksi sesuai bentuk pelanggaran. Mulai dari tingkat ringan hingga berat,” jelasnya. (MS)



Payakumbuh --- Geliat iven olah raga dan kepariwisataan mulai bermunculan di Kota Payakumbuh jelang akhir tahun 2022 ini. Kali ini melalui kolaborasi Komuntas Lari di kota yang berjuluk City of Randang itu, digagaslah sebuah iven bernama Payakumbuh Festive Run 2022.


Payakumbuh Festive Run 2022 direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 18 Desember 2022, yang juga bertepatan dengan momentum Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Payakumbuh dengan kata lain Payakumbuh Festive Run turut memeriahkan peringatan Hari Ulang Tahun Kota Randang ini.


Ini merupakan iven lari pertama di Kota Payakumbuh yang mengusung tema festival, Festive artinya kegembiraan. Dengan mengambil rute Kawasan Taman Batang Agam yang merupakan normalisasi sungai Batang Agam yang telah dibangun dengan apik oleh Pemerintah Kota Payakumbuh. 


Aliran sungai yang membentang sepanjang rute, keindahan Gunung Sago yang menjulang akan memberikan sensasi tersendiri bagi para pelari yang akan mengikuti event ini.


Ketua Pelaksana Rio Irawan yang merupakan perwakilan dari Aventure Runner saat ditemui media di lokasi pendaftaran, Selasa (1/11), mengatakan iven ini mengangkat tema “food culture and humanity” dimana Payakumbuh merupakan kota yang terkenal dengan kuliner yang khas dan lezat dengan banyak pilihan makanan dan juga menawarkan cita rasa Payakumbuh yang tersedia selama 24 jam.


"Masyarakat Payakumbuh juga terbuka dan ramah terhadap setiap pengunjung dan tentunya melalui iven ini nantinya bisa menambah pendapatan masyarakat ataupun UMKM serta meningkatkan daya tarik dan promosi pariwisata Kota Payakumbuh, karena event ini mempunyai target peserta para pecinta lari dari daerah di luar Kota Payakumbuh," kata Rio didampingi Andina dari Payakumbuh Runner dan Megi Efriater dari Trail Runner Payakumbuh.


Ditambahkan Rio, iven ini juga memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa olah raga sudah menjadi life style, Payakumbuh mempunyai fasilitas yang cukup. Dengan juga mengusung tema “Humanity”, para peserta nantinya juga diikuti oleh pelari yang disabilitas atau berkebutuhan khusus, jadi setiap individu bisa mengikuti event ini.


"Tujuan lain dari event ini adalah mengangkat dan memperkenalkan UMKM yang ada di Kota Payakumbuh, mulai dari kerajinan sampai makanan," tambahnya.


Rio menjelaskan, Payakumbuh Festive Run 2022 dipusatkan di BWS Taman Batang Agam Payakumbuh, di lokasi ini nantinya juga akan disediakan booth-booth untuk produk makanan dan kerajinan dari UMKM kota Payakumbuh, sehingga para pelari dapat bersantai seraya menikmati sajian sajian khas Payakumbuh dan juga oleh-oleh yang kan dibawa kembali pulang ke rumah.


"Kita berharap acara ini bisa sukses, karena Payakumbuh Festive Run 2022 diselenggarakan oleh Komunitas Lari Payakumbuh dengan didukung oleh Pemerintah Kota Payakumbuh, event lari ini merupakan kegiatan positif, selain sehat dengan berolah raga kita juga mengharapkan adanya peningkatan ekonomi dan promosi pariwisata," kata Rio.


Bagi yang ingin mendaftar bisa via online di www.beyondrun.com atau via offline dengan datang langsung ke sekretariat panitia pelaksana di Lembaga Bahasa (LB) LIA di pusat Kota Payakumbuh, pendaftaran sudah dibuka sejak 16 Oktober 2022.


Total hadiah yang diperebutkan adalah Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah) dengan 5 kategori yaitu 5 km pelajar SD Putra Putri, 5 km pelajar SMP Putra Putri, 5 km umum Putra Putri, 12 km umum  Putra Putri dan 21 km umum putra putri. Acara ini juga terselenggara berkat bantuan dan kerjasama dari sponsor dan Media Partner. (FS)

 


Payakumbuh --- Pelantikan Pengurus FLP Cabang Payakumbuh Lima Puluh Kota (Paliko) serta Bedah Buku Antologi Lomba Menulis Bersama Uda Agus (LMBUA) yang ke-12 berhasil dilaksanakan di Mande Resto, dan secara daring melalui zoom, Minggu (30/10).


Kegiatan yang dihadiri oleh Ketua Pengurus FLP Wilayah Sumatera Barat, Dr. Fadli Hafizulhaq, S.T. yang juga berprofesi sebagai dosen Universitas Andalas serta jajarannya, melantik secara resmi Novi Handra, M.Pd sebagai ketua FLP Cabang Paliko. Selain dihadiri oleh pengurus, Dewan Penasihat Pengurus (DPP) FLP Sumbar juga hadir, diwakili oleh Lindawati, S.S., M.Pd. Beberapa undangan yang berasal dari organisasi dan komunitas literasi juga hadir dalam kegiatan pelantikan ini. Forum Anak, OSIS, Assalam, TBM Asa Kreatif, dan lain-lain mewakili undangan yang hadir memenuhi Mande Resto yang terletak di Jalan Tan Malaka. 


Erni Hayati, S.Pt. sebagai ketua pelaksana merasa bersyukur atas terlaksananya kegiatan pelantikan dan bedah buku ini. "Semoga dengan kehadiran FLP Cabang Paliko akan dapat ikut berperan meningkatkan budaya literasi di Kota Payakumbuh," ujarnya.


Pelantikan ini juga dimeriahkan dengan bedah buku LMBUA ke-12 yang rutin dilakukan Uda Agus, Founder Pustaka Dua-2 yang terletak di Perum Griya Asri Blok HH No. 10 Pakan Sinayan. Judul antologi cerpennya adalah "Kembalinya Imam Surau", juara pertama dari LMBUA ke-12 ini. 


Muna Masyari sebagai juri dalam even ini, menjadi pembedah atas karya-karya yang terpilih, menjelaskan karya-karya peserta yang terpilih luar biasa alur penceritaannya, sehingga kadang tokoh utama dalam cerita belum tertebak sampai terbaca semua kisahnya. Lomba ini sangat unik karena tokoh cerpen bukanlah manusia namun sosok lain. 


"Seperti dalam cerpen pemenang, yang menjadi tokoh ceritanya adalah sajadah. Mas Agus sebagai pelaksana lomba sudah memilihkan 30 karya terbaik yang sungguh untuk mencari pemenang tidak mudah," terangnya.


Peserta LMBUA XII yang terjaring dalam antologi ini berasal dari seluruh Indonesia. Mas Agus mengatakan lomba ini setiap tahun rutin diadakan atas swadaya sendiri, dengan juri yang berbeda tiap tahunnya. 


"Demi menjaga kualitas karya, kita selalu meminta juri yang kompeten di bidangnya, tahun ini adalah Muna Masyari cerpenis dari Jawa Timur dan pernah dinobatkan sebagai cerpenis terbaik Kompas. Awal LMBUA ini dimulai, Gust TF Sakai, cerpenis nasional dari Payakumbuh juga pernah didaulat beberapa kali menjadi dewan juri. Semoga tahun depan akan terlaksana kembali dengan juri yang berbeda dan kualitas lebih baik lagi demi perkembangan sastra di Indonesia yang lebih baik," harapnya.


Acara ditutup dengan sesi tanya jawab, berbagi ide bagaimana dalam menulis cerpen, dan pembacaan puisi oleh Novi Handra, Linda Tanjung dan Nova Rzi. Dalam diskusi luring dan daring, salah seorang penulis Aksa Ahmad, peraih juara 2 dari Bima mewakili penulis yang lain menceritakan proses kreatifnya dan darimana muncul ide cerpennya.


Kehadiran para peserta di Mande Resto tidak mempedulikan hujan, serta diskusi melalui zoom menambah hangatnya acara pelantikan dan bedah buku. Para peserta mengharapkan akan ada even-even seperti ini selanjutnya yang berdampak positif bagi para kawula muda, dari kesan dan pesan yang mereka tuliskan di akhir acara. (FS)

Author Name

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.