PENENTUAN WAKTU KERJA DI UMKM SAKA DI LIMA PULUH KOTA


Winny Alna Marlina

Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Andalas


Lima Puluh Kota adalah kabupaten peringkat kedua dengan jumlah UMKM terbanyak di Sumatera Barat. UMKM Lima Puluh Kota memproduksi makanan tradisonal seperti kolak, bubur kacang hijau, dan bahan utama gelamai, yang terbuat dari saka atau gula aren. 


Saka adalah pemanis alami yang dibuat dari air nira. Saka, juga dikenal sebagai gula Aren, tiba di Nusantara pada abad ke-18. Kegunaan Saka untuk mengobati anemia, melawan radikal bebas, meningkatkan daya tahan tubuh, dan banyak lagi manfaat lainnya. Salah satu UMKM yang bergerak dalam produksi Saka ialah Saka Rudi Halaban. 


Usaha UMKM Saka Rudi Halaban berfokus pada produksi gula aren atau saka telah berdiri sejak tahun 2000. Lokasi Saka Rudi Halaban di Tanjuang Gadang, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. 


Dalam proses produksi UMKM Saka Rudi Halaban, waktu kelonggaran yang cukup lama menyebabkan banyak waktu terbuang, yang menyebabkan waktu kelonggaran tidak efisien dan waktu produksi yang belum optimal. Karena karyawan tidak memiliki waktu standar, ada yang bekerja terlalu lama, dan ada yang bekerja terlalu cepat. Oleh karena itu, perlu dilakukan studi waktu dengan mempertimbangkan empat faktor yang digunakan Westinghouse untuk menentukan efisiensi waktu kelonggaran. Dengan mengetahui waktu standar pada proses produksi, dapat memberikan solusi kepada UMKM tentang waktu produksi yang optimal.


Studi waktu digunakan untuk menyeimbangkan waktu kerja pekerja yang berbeda di usaha ini. Studi Waktu (Time Study) menggunakan stop watch untuk mengumpulkan data tentang kegiatan karyawan. Jam kerja yang telah dikumpulkan kemudian diuji untuk keseragaman dan ditetapkan waktu baku karyawan. 


Pengukuran waktu, juga dikenal sebagai studi waktu, adalah cara untuk menemukan kecepatan, pemindahan waktu kerja, dan waktu istirahat yang ideal (Purnomo, 2017). Yang perlu dihitung yaitu waktu standar, waktu pengamatan rata-rata dan waktu normal yang dibutuhkan karyawan untuk menyelesaikan proses produksi. 


Hasil perhitungan di UMKM Saka menunjukkan bahwa pengambilan air nira memiliki waktu rata-rata 108,42 menit, waktu normal 89,98 menit, dan waktu standar 113,89 menit. Pemasakan air nira memiliki waktu rata-rata 7,92 menit, waktu normal 6,57 menit, dan waktu standar 8,31 menit. Pencetakan saka memiliki waktu rata-rata 87,8 menit, waktu normal 72,87 menit, dan waktu standar 113,89 menit.


Mengetahui waktu studi akan membantu UMKM ini dalam mengetahui jumlah waktu yang diperlukan oleh karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan sehingga bisa untuk menentukan kecepatan, waktu kerja, dan waktu kelonggaran yang ideal.


Dengan adanya time study ini maka UMKM bisa melakukan pengukuran waktu berfungsi sebagai alat untuk mengukur kinerja karyawannya. UMKM ini juga bisa merancang proses produksi, malakukan, evaluasi kerja, desain pekerjaan, dan sistem keselamatan kerja. (FS)

Post a Comment

[blogger]

Author Name

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.