Latest Post

Oleh: NR Tambunan

Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Mungkin inilah pribahasa yang mampu menggambarkan kondisi masyarakat miskin di Desa Pajanangger, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Sumenep, Madura. Mereka menerima Bantuan Pangan Non Tunai berupa beras yang ternyata adalah beras plastik. Beberapa warga bahkan sempat sakit perut dan mengalami diare akibat mengkonsumsi beras palsu ini.
Meski Kepala Dinas Sosial Sumenep sudah menegaskan bahwa supplier beras harus bertanggung jawab (detikcom, 15/1/2020), namun pada kenyataannya masyarakat sudah terlanjur menelan pil pahit.
Di tengah kondisi kemiskinan yang dialami oleh masyarakat, ternyata ada yang tega menarik keuntungan. Menipu rakyat miskin demi meraup pundi- pundi. Rela menari di atas penderitaan orang lain. Sungguh memprihatinkan. Masyarakat yang dalam kondisi terdesak, mana mungkin mampu berpikir jernih. Mereka mau tak mau menerima bantuan yang memang mereka butuhkan itu. Meskipun berakhir nahas.
Beredarnya beras plastik ini menunjukkan betapa lemahnya pengawasan negara terhadap apa yang layak dan dapat dikonsumsi masyarakat. Masyarakat miskin tak punya pilihan selain menerima bantuan apapun dari pemerintah. Padahal bantuan itu sendiri tidak dicek kelayakannya.
Entah supplier atau siapapun yang berada pada rantai pendistribusian beras bantuan tersebut, semestinya mendapatkan ganjaran setimpal atas kelalaiannya. Pemerintah harus menyelidiki penipuan ini dengan serius. Sebagai pelayan masyarakat, sudah selayaknyalah pemerintah memberikan jaminan terselesaikannya kasus ini. Penegakkan hukum dan pengawasan yang maksimal harus diupayakan dengan seksama.
Pemerintah telah berusaha menyelesaikan kasus ini dengan menjalankan perangkat pemerintahan yang ada, Namun dalam upayanya menjalankan fungsinya sebagai pelayan yang mengurusi urusan rakyat dengan baik, berbagai kendala senantiasa menyeruak. Hal ini tak dapat dipungkiri akan selalu muncul apabila perangkat aturan yang ada belum menyentuh akar permasalahan.
Rakyat membutuhkan solusi yang benar-benar dapat menyelesaikan kemiskinan secara tuntas. Bantuan demi bantuan yang bersifat konsumtif harus dihentikan apabila ingin menyelesaikan kemiskinan. Jika tidak, maka justru akan dimanfaatkan oleh oknum tak bertanggung jawab seperti pada kasus beras plastik ini.
Mari kita menilik sejarah pada saat Khalifah Umar bin Khattab menjadi penguasa. Beliau pernah mengangkut dan memasakkan makanan dengan tangannya sendiri untuk seorang ibu dan anak-anaknya yang kelaparan. Berkaca pada Khalifah yang fenomenal ini, kita mendapati bahwa aturan yang diterapkan pada saat Umar menjadi Khalifah berbeda dengan yang diterapkan saat ini. JIka saja pemerintah mau mengikuti apa yang diterapkan oleh Khalifah Umar, maka niscaya permasalahan seperti kemiskinan dan penipuan beras plastik ini akan selesai.
Pemerintah akan mampu menghancurkan semua permasalahan yang ada hingga ke akar-akarnya, pada saat aturan yang diterapkannya tidak lagi mengikuti hawa nafsu manusia.
Allah SWT berfirman:
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰۤى اٰمَنُوْا وَا تَّقَوْا لَـفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَا لْاَ رْضِ وَلٰـكِنْ كَذَّبُوْا فَاَ خَذْنٰهُمْ بِمَا كَا نُوْا يَكْسِبُوْنَ
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 96)
Demikianlah janji Allah pada orang-orang yang menerapkan aturan Allah di muka bumi. Jika menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, niscaya keberkahan akan melimpah ruah kepada negeri ini. Wallahualam

Oleh : Hawilawati
(Member WCWH & Revowriter)

---

Dapat kabar dari seorang ibu,  bahwa gadis kecilnya kini sudah memasuki fase baligh, dan ini adalah hari ke-4 ia tidak melakukan sholat dhuha dan zuhur berjamaah di sekolah.

Awal masa special fase baligh dirinya tak membuat para guru ataupun teman-teman dan adik-adik kelas yang biasa bermain bersamanya menjadi sesuatu yang asing. Tersebab fase itu sudah sering kali kami bahas dalam mapel Tsaqofah Islam, Apa itu baligh dan bagaimana anak perempuan harus menghadapinya.

Tak hanya itu saja, pembahasan baligh dan seputar pernak perniknya beserta konsekuensinya rutin dibahas pada saat halqoh kids yang diadakan untuk mereka.

Hari itu seperti biasa kami melakukan KBM di gazebo kecil. Ya kedekatan kami bagaikan seorang ibu dan anak kandung, tiada dinding untuk mendiskusikan apapun yang menarik hati.

Pembicaraan diawali dengan nasihat terhadap gadis kecil itu bahwa jika seorang anak perempuan  jika sudah baligh harus senantiasa menjaga sikapnya, karena setiap amalannya sudah mulai dihisab oleh Allah SWT.

Masa baligh bukan lagi masa
anak kecil yang terkadang masih sesuka hati melakukan sesuatu dan Allah tidak akan menghisabnya.

Sebagaimana hadits Rosulullah SAW bahwa :

_Diangkat pena dari tiga (golongan), orang gila yang hilang akalnya hingga sadar, dari orang yang tidur hingga terjaga dan dari anak kecil hingga bermimpi (dewasa)”_ (HR Abu Dawud 4/140 (dan ini adalah lafal dari Abu Dawud), Ibnu Majah 1/658, Ibnu Hibban 1/356, Ibnu Khuzaimah 4/348)

Lalu gadis kecil itu berkata " Ustadzah, seandainya aku boleh meminta  sesuatu kepada Allah, untuk saat ini aku ingin meminta kepada Allah, agar selamanya menjadi anak-anak, karena menjadi orang dewasa itu sepertinya ribet, banyak sekali aturan yang harus ditaati. Banyak sekali hal yang harus ia lakukan, untuk saat ini sepertinya aku belum siap, aku masih ingin bermain bebas seperti teman-temanku yang belum baligh"

Mendengar tutur katanya, akupun merespon dengan menenangkan dirinya "Masya Allah jadi belum siap neh jadi mukallaf"  padahal mukallaf itu banyak keistimewaannya loh..." Ujarku

"Hemm, apa keistimewaan mukallaf itu Ustadzah"? Tanyanya penasaran

"Mukallaf istimewa dimata Allah, dia akan mendapatkan taklif hukum layaknya manusia dewasa dan yang luar biasanya segala pahala akan ia dapatkan secara sempurna, full pahala, bukankah ini istimewa?"

"Iya Ustadzah, tapi aku takut jika aku masih suka main-main kemudian melanggar syariat Allah dan mendapat dosa, ini yang aku belum siap" Jelasnya kepadaku.

Alhasil akupun menyemangatinya, "setiap manusia baik laki-laki maupun perempuan, cepat atau lambat, mau tidak mau, akan memasuki fase ini. Ini adalah fitrah manusia.Tidak ada manusia satupun di muka bumi ini yang selamanya menjadi anak-anak.

Tugas kita adalah menyambut fase itu dengan sikap yang tepat dan tidak perlu takut. Kamu harus bersyukur karena ayah bundamu, para gurumu telah mempersiapkan dengan ilmu menghadapi masa baligh yang cukup.

Di sekolah memiliki seragam jilbab (gamis), kemudian di rumah ayah bunda juga  faham berpakaian syar'i dan mendukung anaknya berhijab sempurna, kamu juga  memiliki komunitas bermain yang juga senang berpakaian syar'i. Ini adalah nikmat yang harus disyukuri karena memudahkan untuk terikat dengan syariat Allah".

"Iya Ustadzah aku faham itu, namun yang aku belum siap jika keluar rumah harus terus berpakaian syar'i memakai kaos kaki, dan jika berkumpul dengan saudara sepupu laki-laki yang biasanya kita akrab kemana-mana, ini harus tetap memakai pakaian syar'i.

"Seperti itulah syariat Islam nak, dibalik pengaturannya ada maslahat bagi manusia.karenanya kita harus tetap Istiqomah dan ikhlas mentaati walau seakan-akan terasa asing. Semoga kamu bisa ikhlas menerima fase ini, dan Allah maha tahu yang terbaik bagi hambaNya".

---

Itu hanya sebagian kecil kisah gadis kecil yang kini bukan lagi anak kecil lagi karena ia telah memasuki fase baligh. Kehadiran orangtua ataupun guru yang faham tentang fase itu sangatlah dibutuhkan. Agar ananda bisa menjalankan fase ini dengan penuh keikhlasan dan senang hati.

_*Adapun tips agar anak percaya diri menjadi mukallaf:*_

1.Berikan maklumat sabiqoh sebanyak-banyaknya tentang keistimewaan hukum syara bagi mukallaf.

2.Kisahkan para shabiyyah Rosulullah tatkala memasuki usia baligh.

3. Ikut sertakan ananda dalam komunitas taqwa yang disana akan menemukan teman-teman selevelnya dan ia merasa tak sendiri dalam masa balighnya

4.Ikutkan kajian intensif setiap sepekan sekali (halqoh) untuk memperkaya Tsaqofah Islamiyyahnya dan pemahaman hukum syara.

5.Jangan pernah putus doa ayah bunda untuk anandanya agar ia semakin percaya diri, ikhlas dan menyenangkan menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya.

Semoga bermanfaat

Oleh : Yuliyati Sambas
Penulis Bela Islam, Komunitas Parrenting Ummahat Tangguh


Saat ini khasanah ilmu pengasuhan (parrenting) itu demikian banyak. Mulai dari yang bernuansa liberal, sekuler, hingga Islami.

Masing-masing orangtua kini tentu dapat memilih mana pola pengasuhan yang dirasa tepat untuk diberlakukan pada buah hati mereka. Namun demikian bahwa setiap pola pengasuhan tentu menghasilkan konsekuensi tersendiri dari output berupa perilaku dan cara pandang anak yang ada dalam pengasuhannya.

Sebagai umat Islam, tentu memiliki arahan tersendiri terkait bagaimana seharusnya sebagai orangtua mengasuh dan mendidik anak-anak. Anak dipandang sebagai amanah dari-Nya yang wajib untuk diurus, diasuh, dan dididik berdasarkan kaidah Islam.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. at-Tahrim ayat 6)

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Abah Ihsan, sebagai salah satu pakar parrenting bahwa anak itu ibarat hardware, sementara yang mengisi software anak itu adalah ayah dan bundanya. Teori ini banyak didukung oleh ahli parrenting lainnya.

Adapun software Islam yang wajib diinstal dalam benak anak di antaranya adalah:

1. Aqidah
Adalah sebentuk keyakinan akan perkara-perkara ushul (akar) dari agama.

Hal ini menjadi pondasi yang akan mengarahkan bangunan keyakinan dan cara pandanganya di kemudian hari kelak ketika mereka dewasa.

Mengenalkan terkait dengan keberadaan Allah. Bahwa Dia adalah Al-Khaliq yang menciptakan segala sesuatu yang ada di alam semesta ini, manusia, dan kehidupan.

Dikenalkan pula terkait dengan para malaikat Allah beserta tugas-tugasnya. Berikutnya pengenalan kitab-kitab suci yang Allah turunkan kepada hamba-Nya sebagai wujud kasih sayang bagi makhluk agar tak tersesat menjalani kehidupan.

Tak lupa dikenalkan juga pada para nabi dan rasul sebagai penyampai ajaran dari-Nya.

Bahwa kehidupan dunia adalah sementara dan kelak semua yang hidup akan dipertemukan dengan hari kiamat. Maka wajib diingat terkait bekal apa untuk menghadapinya.

Dan yang terakhir adalah diajarkan bahwa selaku makhluk, semua orang termasuk ayah, ibu, anak-anak wajib meyakini terkait adanya qadha dan qadar. Baik buruknya berasal dari Allah. Sebagai makhluk wajib untuk senantiasa berserah diri padanya. Dan Allah mustahil menzalimi mahluk-Nya degan qadha dan qadar tersebut.

2. Syariat Islam
Bahwa selain sebagai Al-Khaliq, Allah pun memiliki sifat Al-Mudabbir. Artinya bahwa Allah itu Maha Pengatur, dimana Dia menciptakan makhluk disertai dengan aturan yang membersamainya.

Aturan-Nya atau dengan bahasa lain syariat Islam diturunkan oleh Allah dalam rangka membentengi manusia dari perkara yang dapat membinasakannya.

Setiap potensi manusia berupa hajatul 'udhawiyah (kebutuhan dari fisiknya), seperangkat gharizah (naluri), dan akal tentu membutuhkan pengarahan pada saat memenuhinya.

Bahwa setiap perbuatan terikat dengan hukum syara yang lima (ahkamul khamsah). Berupa syariat wajib, sunah, makruh, haram, dan mubah. Kelimanya ini akan mempermudah manusia untuk memilih prioritas perbuatannya.

3. Ikhlas
Perkara ikhlas termasuk software yang wajib untuk diintsalkan pada ruang kosong akal anak. Betapa perbuatan baik yang diarahkan karena mengharap rida Allah semata akan menjadi asas bagi manusia untuk menjalani aktivitas kebaikannya.

Namun demikian, bahwa dalam proses penginstalan software kehidupan di atas ada demikian banyak virus membersamainya. Hal ini mengharuskan para ayah bunda untuk memahami juga terkait apa dan bagaimana menangkal atau bahkan mendelete virus software kehidupan pada benak anak.

Padang--maklumattnews.net--Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) kota Padang sejak memperingati Hari Santri Indonesia 2019 lalu hingga kini terus menggulirkan program Beras untuk Santri Indonesia atau di singkat BERISI. Program bantuan bahan pokok pangan berupa beras ini di salurkan ke pondok pesantren yang santrinya di asramakan dan pada umumnya pesantren yang tidak pungut biaya pendidikan untuk santrinya terutama santri yatim piatu, dhuafa dan prasejahtera.

Sejak di launcing pada hari Santri lalu hingga kini program BERISI ini terus memberikan kebahagiaan bersama santri yang ada di Indonesia, khusus kota Padang dan daerah Sumatera Barat lainnya ada sekitar 6 pondok pesantren yang sudah menerima manfaat program ini dan ini akan terus menjangkau pondok pesantren yang ada di daerah Sumatera Barat.

“Program BERISI ini akan terus kita perluas kebermanfaatannya bagi santri kita yang ada di pondok pesantren yang ada di Sumatera Barat karena masih banyak Pesantren yang tidak memungut biaya untuk santrinya dan tentu saja mereka butuh support kita untuk menjaga kebutuhan pokok santrinya terutama beras sehingga santri bisa lebih fokus dalam belajar” Ujar Aan selaku Program ACT Padang, Kamis (16/1/2020).

Hari ini program BERISI di implementasikan di pondok pesantren Perkampungan Minangkabau Shine Alfalah yang menampung santri sebanyak 442 santri dan 30 orang pengurus. Pesantren ini tidak memungut biaya sama sekali bagi santrinya yang prasejahtera, yatim piatu dan Dhuafa. Kecuali jika ada santri yang mampu dan donatur yang ingin menjamin santri tersebut.

“Alhamdulilah ini kali ke-2 program BERISI ACT-MRI ini di salurkan di pondok pesantren kami. Dan sebelumnya juga banyak program baik ACT di salurkan ke kami. Santri kami sangat banyak sekali dan itu semua untuk kebutuhan pokok seperti beras sangat-sangat butuh sekali dalam jumlah banyak sehingga dengan adanya program BERISI ACT-MRI ini sangat meringankan beban kami. Bahkan pada tahap pertama BERISI ini di salurkan di pesantren ini, waktu itu kami benar-benar kehabisan beras dan kami bingung mencari solusinya seperti apa tapi alhamdulillah Allah kirim orang-orang dermawan melalui program BERISI ACT-MRI sehingga santri kami bisa makan dengan baik lagi” ungkap Buk Lisa selaku Humas Pondok pesantren Perkampungan Minangkabau Shine Alfalah.

Program BERISI ini tentu saja akan terus berjalan dengan dukungan sahabat dermawan semua maka untuk itu bagi kita yang ingin memberikan kebahagiaan untuk santri yang ada di Indonesia ini bisa ikut berpastisipasi melalui Rekening Aksi Cepat  Tanggap BNI Syariah 8660 2910 1910 0148 atau bisa langsung antar ke kantor yang beralamat di Jln. S. Parman No. 170 C, Ulak Karang Selatan, Kec. Padang Utara, Kota Padang, Sumatera Barat.


Oleh: UqieNai
Penulis Bela Islam dan Alumni Bfw 212

"Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (HR. Ahmad)

"Penakluk Konstatinopel." Entah kata apa yang harus kuuntai untuk menggambarkan betapa heroiknya dirimu. Kisah perjuanganmu senantiasa terukir indah dengan tinta emas peradaban nan gemilang. Ini bukan kali pertama kisahmu menjadi konsumsi publik. Namun saat ini, di awal tahun 2020 Masehi, kisahmu begitu mengharu biru. Melihat ilustrasi perjuangan serta sejarahmu yang memukau seakan baru hari ini engkau ada. Hadir di tengah kaum muslimin yang haus 'kemenangan.' Setiap desahan nafas dan gerak jemariku selalu teriring isak berwujud butiran kristal di pelupuk mata. Harus berulangkali kuseka hingga jemariku bisa menggoreskan kata demi kata tentang sosokmu, keshalehanmu, kesungguhanmu serta kegigihanmu.

Kisahmu bukanlah sejarah masa lalu tapi inspirasi di masa depan. Kini dan seterusnya. Keikhlasan serta keimananmu mewujudkan sebuah keberhasilan nyata di saat orang lain menuduhmu 'gila.' Jiwa mudamu tak sedikitpun menggeser sebuah asa dan cita-cita menjadi sang penakluk. Penakluk untuk negeri yang sulit dibebaskan dari penyembahan kepada makhluk. Konstatinopel.

Allah dan RasulNya pastilah memiliki skenario indah atas segala peristiwa. Allah Maha Mengetahui dengan ucapan shahih kekasihnya Muhammad Rasulullah berupa bisyarah (kabar gembira) bagi orang yang layak mendapat nashrullah. Siapa sosok panglima dan pasukan terbaik yang mampu membebaskan Konstatinopel adalah hal yang pasti, meski harus dilewati 7 abad lamanya. Bahkan sebelum dan sesudah kehadiranmu tak satupun yang mampu menggempur benteng kuat Konstatinopel, terlebih "tanduk emas" yang sulit diterjang. Inilah yang selalu tertanam dalam jiwa dan ragamu atas gemblengan sosok sang guru penyabar, tegas juga penyayang.

Akhir hayatmu kau tutup dengan karya menakjubkan. Kau tinggalkan dunia dengan mrmbawa amal shalih bak intan permata. Siapapun yang mengenangmu tak bisa mengingkari bahwa engkau adalah Sang Penakluk Konstatinopel, Muhammad al Fatih (Mehmed II).

Mirisnya, Konstatinopel (Istanbul) saat ini tak seindah dan segemilang di masamu. Semangat jihad dan perjuanganmu masih terkunci rapat di lubuk sanubari. Masih banyak kaum muslimin terlena, membiarkan diri mereka diinjak-injak penjajah dalam naungan kapitalis sekular. Perlu waktu dan proses panjang untuk menyadarkan serta membangkitkan semangat juang itu hadir kembali, meski tak sepanjang penantianmu. In syaa Allah.

Engkau adalah pemuda yang ditunjuk Allah dan Rasulullah Saw menyambut bisyarah jatuhnya konstatinopel ke tangan kaum muslimin melalui komandomu. Sementara kami, saat ini sedang menyongsong matahari terbit atas gelap gulitanya kehidupan sejak tahun 1924 M oleh Kemal at Taturk laknatullah.

Keyakinan kami sama besarnya dengan keyakinanmu. Bisyarah takluknya Roma dan wa'dullah tegaknya al khilafah rasyidah ala minhajj an nubuwwah akan segera teraih adalah rahasia Allah. Kapan tepatnya itu terwujud, hanya Allah yang mengetahui, yang terpenting adalah upaya dan keistiqamahan agar janji dan bisyarah itu segera hadir. Allah SWT berfirman:

وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَـيَسْتَخْلِفَـنَّهُمْ فِى الْاَ رْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَـيُبَدِّلَــنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًا ۗ يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـئًــا ۗ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ

"Dan Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kalian yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridhai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." (QS. An-Nur 24: Ayat 55)

Penaklukan pertama (Konstantinopel) telah berhasil direalisasikan melalui tangan Muhammad Al-Fatih al-‘Utsmani. Seperti yang telah diketahui, penaklukan itu terealisasi setelah lebih dari delapan ratus tahun sejak kabar gembira itu disampaikan oleh Nabi saw. "Dan pembebasan kedua (yaitu penaklukan kota Roma) dengan izin Allah juga pasti akan terealisasi. Sungguh, beritanya akan anda ketahui di kemudian hari. Tidak diragukan juga bahwa realisasi pembebasan kedua itu menuntut kembalinya Khilafah Rasyidah ke tengah-tengah umat Muslim.” (Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, jld. 1, hlm. 33, no hadits. 1329)

Perjuangan kami bukan semata-mata untuk menaklukkan Roma, tetapi untuk menaklukkan ide dan tsaqafah penjajah yang membenam di benak umat agar segera terusir. Penaklukkan tak akan mungkin terealisasi manakala kaum muslimin masih ada dalam bayang-bayang ideologi kufur atas nama patriotisme, nasionalisme, pragmatisme, juga hedonisme. Semua itu adalah keturunan dari kapitalisme liberalis sebagai perusak syakhiyah islamiyah (kepribadian Islam).

Dengan demikian, api semangat jihadmu akan senantiasa memanaskan hati-hati kami untuk terus berjuang, bersungguh-sungguh meraih tegaknya institusi Islam sebagai solusi solutif futuhat tsaqafah (penaklukkan/pembebasan pemikiran) dan wilayah akan segera ada dipangkuan kaum muslimin. Supaya kesempitan hidup beserta kezaliman thagut secepatnya berakhir. Wallahu a'lam bi ash Shawab



Oleh : Yuliyati Sambas
Pegiat literasi Komunitas Penulis Bela Islam

20 Jumadal Ula 857 H adalah saksi bahwa bisyarah nubuwwah (kabar gembira kenabian) itu nyata. Kala itu seorang sultan yang memiliki keyakinan penuh akan janji Allah, juga pada kabar yang senantiasa disampaikan oleh junjungan teladan utamanya yakni Rasulullah Saw. telah berhasil membuktikan kepada dunia terkait bisyarah indah dari kekasih-Nya. Rasulullah saw pernah bersabda berabad sebelumnya,

“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (HR. Ahmad)

Sekitar delapan abad lamanya sejak Rasulullah bersabda terkait bisyarah tersebut kaum muslimin senantiasa bersemangat dalam mewujudkan dan meggenggam apa yang dikabarkan oleh Nabi Saw. Hingga Allah mengabulkan impian umat Islam tersebut melalui kepemimpinan Sultan Muhammad al-Fatih, pemimpin ketujuh dari Daulah Utsmaniyah. Sejarah menceritakan bahwa Muhammad al-Fatih adalah seorang yang saleh. Sedari kecil ia senantiasa mendapat gemblengan dari sisi aqliyah (pola fikir) dan nafsiyah (pola sikap) Islamiyah yang lurus. Bahkan sejak balig sejarah mencatat bahwa al-Fatih tak pernah meninggalkan setiap kewajiban sebagai hamba dan senantiasa bersemangat dalam menjalankan ibadah dan syariat yang sunah. Setelah diangkat menjadi sultan, al-Fatih langsung melanjutkan cita-cita yang senantiasa diimpikan oleh para pendahulunya untuk terjun langsung dalam penaklukan Konstantinopel.

Kemenangan atas kaum muslimin untuk menduduki Konstantinopel menjadi bagian dari wilayah yang berada di bawah pangkuan Islam pun pada akhirnya terjadi dalam dunia nyata. Melalui pintu Edirne, pasukan Sultan Mehmet II (Muhammad Al-Fatih) berhasil membebaskan Konstantinopel dari tangan kaisar Constantine XI Paleogus. Sebelumnya ia telah sempurnakan teladan dari kekasih-Nya yang mulia dengan mengirimi surat berupa ajakan dan pengenalan terhadap syariat Rabb semesta alam atau menyerahkan Konstantinopel secara damai. Namun penguasa Konstantinopel saat itu menolak kedua opsi tersebut dan lebih memilih untuk berperang. Maka meletuslah peperangan yang dalam catatan sejarah terjadi demikian heroik.

Jika merunut sejarah, di saat Rasulullah mengabarkan terkait berita gembira tersebut, saat itu kaum muslimin tengah berada pada posisi genting. Mereka sedang harap-harap cemas dalam mempersiapkan parit sebagai strategi untuk menghadapi pasukan koalisi Bangsa Quraisy pada peperangan Ahzab.

Lalu dalam riwayat lain, salah seorang sahabat Nabi, Abu Qubail bercerita, “Ketika kita sedang bersama Abdullah bin Amr bin al-Ash, dia ditanya, ‘Kota manakah yang akan dibuka terlebih dahulu; Konstantinopel atau Roma?’ Abdullah meminta kotak dengan lingkaran-lingkaran miliknya. Kemudian dia mengeluarkan kitab. Lalu ia berkata, ‘Ketika kita sedang menulis di sekitar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau ditanya: ‘Dua kota ini manakah yang dibuka lebih dulu: Konstantinopel atau Roma?’ Rasul menjawab, ‘Kota Heraklius dibuka lebih dahulu.’ Yaitu: Konstantinopel’.” (HR. Ahmad, ad-Darimi dan al-Hakim)

Merujuk pada hamparan sejarah betapa bisyarah pertama berupa kemenangan kaum muslimin atas Konstantinopel telah dizahirkan dengan sempurna di masa Sultan Muhammad al-Fatih. Maka berikutnya tentu sebagai kaum muslimin dengan kekuatan iman yang penuh akan bertanya ‘tak rindukah kita dengan bisyarah Rasulullah Saw. yang kedua?’ berupa dibebaskannya kota Roma. Ini tentu menjadi pemantik semangat bagi kita kaum muslimin yang hidup di masa kini, dimana Roma pada faktanya hingga kini sepenuhnya belum berada di bawah kekuasaan Islam.

Meski kita sadari bahwa kini kaum muslimin tengah berada di posisi yang sangat jauh dari kemuliaan. Karena ketiadaan junnah (perisai) sebagai pelindung yakni kepemimpinan khilafah Islam. Umat berada pada posisi bercerai-berai. Teracuni oleh virus yang bernama nasionalisme yang dijajakan oleh para penjajah Barat. Untuk menghancurkan kekuatan umat, hingga menjadikan kaum muslimin tak memiliki kekuatan untuk meraih bisyarah indah dari kekasih-Nya.

Namun kembalilah pada kekuatan iman, yakinlah sepenuh hati, betapa dahulu pun bisyarah pertama berupa terengkuhnya Konstantinopel dalam dekapan Islam telah terbukti demikian gemilang. Maka kini saatnya kita, kaum muslimin dari seluruh penjuru dunia untuk meraih bisyarah kedua yakni tergenggamnya Roma. Tentu dengan mengupayakan terlebih dahulu tegaknya institusi pemersatu umat. Dalam rangka mengerahkan semua potensi kaum muslimin untuk meraih bisyarah yang dirindu. Ia adalah Daulah Khilafah ‘ala Minhaj an-Nubuwwah. Sebagaimana firman Allah,

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

Artinya: “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan mengerjakan amal saleh, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridhai (Islam). Dan Dia benar-benar akan mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An-Nur ayat 55) 

Melalui janji-Nya (wa'dullah) yang mustahil tersalah dan bisyarah nabi-Nya kita raih kemenangan berupa tegaknya Daulah Khilafah Rasyidah. Yang dengannya Islam dan kaum muslimin akan meraih kemuliaan di dunia hingga akhirat.

Wallahu a’lam bi ash-shawab

Author Name

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.