Payakumbuh, 15 Juli 2023
Oleh: Winny Alna Marlina, ST.,MM
Berdasarkan UU No.12 Tahun 2012 Pasal 1 Ayat 9 Tentang Pendidikan Tinggi, salah satu Tridharma Perguruan Tinggi adalah kewajiban untuk menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat. Dengan adanya pengabdian kepada masyarakat, Perguruan Tinggi menjembatani dunia pendidikan dengan masyarakat. Tujuan dari pengabdian agar masyarakat terbantu memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Salah satu permasalahan yang dihadapi masyarakat adalah masalah sampah.
Kondisi sampah yang terus menerus dibuang ke lingkungan atau pada suatu tempat tertentu lama kelamaan akan terakumulasi sehingga akan memadati atau mempersempit/ mengurangi kapasitas tampung dari lingkungan atau lokasi tersebut dan pada akhirnya akan menjadi permasalahan lingkungan dan kesehatan masyarakat (Bappeda Payakumbuh, 2022). Persoalan sampah masih menjadi isu utama di Indonesia, terutama di kota-kota besar. Berita-berita nasional masih dipenuhi informasi mengenai TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang ditutup karena kelebihan kapasitas. Di TPA sendiri, sampah yang mendominasi adalah sampah rumah tangga
Untuk itu Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Andalas Melakukan Pelatihan Kompos Dari Pupuk Organik Di Kelurahan Tiakar, Payakumbuh sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat.
Kegiatan pengabdian dengan judul Pelatihan Pengelolaan Limbah Organik Rumah Tangga Mejadi Pupuk Organik Di Kelurahan Tiakar, Payakumbuh dilaksanakan pada hari Senin tanggal 10 Juli 2023 yang diadakan di Kantor Kelurahan Tiakar, Payakumbuh. Acara kegiatan pengabdian dihadiri oleh ibu-ibu dan bapak-bapak komplek dari perwakilan masing-masing RT/RW yang ada di Keluarahan Tiakar, Payakumbuh Timur, Sumatera Barat berjumlah 28 orang.
Kegiatan pengabdian diketua oleh Winny Alna Marlina ST, MM, dengan anggota Devi Yulia Rahmi, S.E., M. Sc dan Fatma Poni Mardiah, SE. MSM dan dibantu oleh mahasiswa Fakultas Manajemen dan Bisnis Kampus Payakumbuh Universitas Andalas Fager Van Graha, Muhammad Alung dan Mutiara Citra Sari.
Kegiatan dimulai jam 13:00 WIB ketika peserta pelatihan pembuatan pupuk kompos telah berkumpul di Kantor Kelurahan. Sebelum memulai kegiatan, MC Muhammad Alung membuka dengan Doa bersama. Kemudian Ketua pengabdian memberikan kata Sambutan.
Setelah itu kata sambutan dari Bapak Lurah Bapak Ari Ashadi dan Pak Sepri. Pak Lurah sangat mengapresiasi kegiatan pengabdian yang dilakukan oleh Universitas Andalas khususnya dari Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Beliau berharap agar kegiatan ini akan terus berlangsung dan peserta yang hadir bisa menjadi agen dalam memberikan ilmu terutama dalam mengubah sampah organik menjadi kompos.
Payakumbuh sebagai salah satu kota yang ada di Sumatera Barat juga kewalahan dalam mengelola sampah. Hal ini sejalan dengan Surat Edaran Walikota Payakumbuh Nomor 660/14/SE/WK-PYK-2022 tentang Upaya Pengurangan Sampah di Kota Payakumbuh yang betujuan untuk menindaklanjuti Peraturan Walikota Payakumbuh Nomor 89 Tahun 2018 tentang Kebijakan dan Strategi Daerah dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah sejenis Rumah Tangga. Payakumbuh memiliki jumlah penduduk sebanyak 141.184 jiwa. Rata-rata volume sampah yang dihasilkan di Payakumbuh setiap harinya kurang lebih 72-73 ton perharinya.
Pak Lurah juga menjelaskan bahwa saat ini, Pemerintahan Payakumbuh sedang berfokus dalam pengelohan sampah baik sampah organic dan non organic sehingga beliau sangat berterimakasih dengan adanya kegiatan ini.
Setelah kata sambutan dari Pak Lurah kemudian pemateri Ibu Yulia Isnardti memberikan pengetahuan tentang cara melakukan kompos dari sampah organik rumah tangga. Bu Yulia sendiri merupakan alumni IT tapi sangat suka dengan pengolahan sampah karena beliau prihatin dengan kondisi lingkungan yang kotor apalagi kebiasaan masyarakat yang belum memilih sampah.
Pemateri juga menyampaikan cara mengolah sampah organic skala rumah tangga. Beliau juga menjelaskan bahwa sampah adalah sisa konsumsi manusia yang tidak dikelola yang bersumber dari rumah, perkantoran, pasar tradisonal, pusat perniagaraan, kawasan public dan lainnya.
Berdasarkan sumber sampah dan jenis sampah, yang paling banyak adalah sampah rumah tangga dari rumah tangga sebesar 38% dan 41.4% .
Ironisnya Indonesia masuk 5 besar penghasil sampah makanan didunia. Pengeluaran untuk konsumsi rumah tangga Indonesia tumbuh 4,93% pada 2022. Pertumbuhan itu lebih tinggi 2,91% poin dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 2,02%.
Karena banyaknya sampah rumah tangga, maka diharapkan peserta harus bisa mengenali jenis sisa konsumsi yaitu organic yang sesuatu yang bisa terurai dan membusuk di alam seperti daun pisang, kulit buah, sayur, sisa makan dan sebagianya. Sampah anorganik adalah sesuatu yang tidak bisa terurai atau membusuk di alam seperti plastic dan kaca.
Lalu mengapa perlu mengompos?
Karena sisa organic yang sampai di TPA aka tertimbun dan terurai tanpa oskigen (anaerob) sehingga penguraian ini menghasilkan gas metana yang dapat menyebabkan efek rumah kaca dan pemanasaran global. Metana (CH4) lmemiliki bahaya 30 kali lipa penyebab pemanasaran global dibandingkan dengan CO2.
Untuk itu perlu dilakukan pengomposan pada sampah organis yang berguna utnuk mengurangi laju perubahan iklim, memberikan nutirisi alami tanah, mendapatkan pupuk alami, serta mengatasi 50% sampah rumah tangga dan mengurangi pengiriman ke TPA.
Setelah materi disampaikan pemateri maka peserta melakukan praktek dalam pengomposan. Metode pengomposan sendiri terdiri dari dua yaitu aerobic yang membutuhkan oksigen dan an aerobic yang tidak membutuhkan oksigen. Dalam pengabdian ini praktek yang dilakukan ialah aerobic.
Yang perlu diperhatian dalam mengompos ialah perbandingan bahan compis beruapa coklat, hijau dan unsur coklat/carbon : unsur hiau/nitrogen = 2:1 /3:1. Bahan kompos hijau bisa dari daun/rumput kering, sekam padi, limbah kertas, kulit jagung, tangkai sayur. Hijau dari sayuran, nuahan, dauh segar, kotoran kambing tapi tidak dianjurkan susu, minyak, kulit udang, keju, yogurt, kotoran kucing, gulma dan sebagainya.
Bagi peserta mengompos bisa dilakukan di rumah dengan menyiapkan alat berupa wadah apa saja (pot/karung/ ember/gerabah/ drum/tong dll) lubangi bawah dan sampingnya secukupnya (karung tidak perlu dilubangi karena sudah berpori) Plastik besar/terpal/triplek untuk penutup.
Bahan berupa 2 baskom Organik coklat bahan alam yg kasar, kering dan berserat serbuk gergaji/daun kering/sekam padi/ jerami dll 1 baskom Organik hijau bahan alam yang lunak dan berair buah-buahan matang/ sayur (kulitnya saja boleh) – pepaya, buah naga, mangga, semangka dll 2-3 gelas air cucian beras yang sudah diendapkan semalam/air gula merah/EM 4/ air tape/air rendaman tape 2-3 cetok tanah biasa 2-3 cetok Pupuk kandang/kompos jadi.
Starter Kompos berupa Siapkan wadah beri lubang di bagian bawah + samping –jumlah lubang harus cukup utk ventilasi Taburkan organik coklat Beri tanah + pupuk kandang Tambahkan buah-buahan matang, sayur dll, Siram dengan air cucian beras/air tempe/air gula jawa yang sudah menginap 1-2 malam/ em4 Aduk rata seluruhnya Tutup dengan terpal/plastik/kardus Tunggu 3-4 hari untuk siap digunakan.
Proses Penguraian:
-Pekan awal Isi starter masih terlihat utuh Mulai ada uap air/embun di tutup komposter
-Pekan ke 2/ke 3 Isi starter terlihat berubah busuk, terasa hangat, sebagian masih utuh
-Bulan ke 2 Isi komposter berbau segar, hampir semua menghitam, masih ada bagian yang keras belum terurai sempurna
-Bulan ke 3 Seluruhnya menghitam, bau tanah, tidak terlihat bentuk aslinya
Prinsip pengomposan:
-Jaga selalu rasionya. Unsur coklat/Carbon : unsur hijau/Nitrogen= 2:1/3:1 Jagakelembaban (tidak kering, tidak basah), buatkan lubang ventilasi-drainase, harus cukup unsur carbon(unsur carbon menyerap kelebihan air)
-Pemberian bioaktivatorhanya jika terlihat kering/kurang lembab, fungsinya untuk mengaktivasi mikroorganisme.
-Cukup aerasi (pengudaraan) atau suplai oksigen dengan cara buatventilasi, memberikan porositas serta pengadukan setiap beberapa hari, agar oksigen masuk di sela-sela kompos.
-Porositas perlu ada rongga-rongga di antara partikel di dalam tumpukan kompos. Rongga-rongga ini akan diisi udara yang mensuplay oksigen untuk proses pengomposan. Rongga didapatkan dengan unsur carbon.
-Ukuran bahan yang dikomposkan, makin kecil makin cepat terurai.
Setelah praktek peserta sangat senang dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat dari pelatihan yang dilkukan tim pengabdi. Setelah pengabdian maka dilakukan serah terima compost bag tas kepada kantor lurah untuk menampung sampah organik di sekitar kelurahan. Dengan adanya pelatihan ini, peserta yang hadir diharapkan sebagai agen dalam melakukan pengomposan agar sampah organic bisa bermanfaat jadi kompos.
Post a Comment