Limapuluh Kota --- BPJS Kesehatan Cabang Payakumbuh menggelar sosialisasi mengenai program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) di Nagari Gunuang Malintang, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota, Sabtu (2/9).
Acara tersebut tampak dihadiri oleh Anggota Komisi IX DPR RI Ade Rezki Pratama, Kepala BPJS Cabang Payakumbuh Defiyanna Sayodase, Kapolsek Pangkalan AKP Akno Pilindo, Camat Pangkalan Gusni Hendrix, Wali Nagari Gunuang Malintang Wido Putra, serta tamu undangan dan peserta sosialisasi.
Kepala BPJS Cabang Payakumbuh Defiyanna Sayodase mengatakan pihaknya siap untuk menjawab keluhan masyarakat terkait adanya isu kepesertaan BPJS akan nonaktif bila tidak digunakan dalam waktu tertentu, khususnya peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang iurannya dibayarkan oleh pihak pemerintah, sehingga banyak yang harus mendaftar ulang.
"Terkait dengan itu, kita berpedoman pada Permensos 21 tahun 2019, bahwa penentuan peserta PBI JK ditentukan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Sosial, ketika ada peserta yang non aktif ada kemungkinan data dianggap belum valid, apa itu mungkin dari NIK, KK tidak sesuai, atau nama tidak sesuai. Maka butuh kesadaran peserta untuk mengecek status kepesertaan, karena kita sama-sama tau, yang menentukan peserta PBI JK adalah Kemensos bukan BPJS Kesehatan," ujarnya.
Defiyanna juga menyampaikan terkait penggantian peserta untuk PBI JK dan PBI Pemda memang harus satu KK, dan tidak bisa digantikan dengan yang meninggal. Karena penetapan peserta PBI JK berdasarkan usulan dari Nagari, kemudian penginputan melalui Dinsos melalui aplikasi SIK NG.
"Untuk hal ini, kita berpedoman pada Perpres Nomor 82 Tahun 2018 yang mengatur PBI JK ini harus 1 KK. Solusinya, pengusulan ke PBI Pemda atau masuk ke PBPU Mandiri. Ketika segmen sebelumnya PBI JK Non Aktif, maka bisa mengikuti program N+1 tanpa 14 hari," tukuknya.
Sementara itu, Anggota DPR RI Ade Rizki Pratama mengatakan terkait yang belum mendapatkan kejelasan pelayanan di rumah sakit, dari fasilitas kesehatan tingkat pertama harus ada surat rujukan, artinya dari puskesmas tempat pasien berobat. Kemudian, terkait adanya pasien yang diminta pulang atau keluar dari rumah sakit karena sudah lebih dari tiga hari dirawat tetapi belum sembuh, maka mereka jangan mau untuk meninggalkan rumah sakit tersebut, karena mereka sudah ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
"BPJS kesehatan di sini hanya sebagai juru bayar dan tidak pernah untuk memberikan izin menerima dan menolak pasien untuk di rumah sakit maupun keluar dari rumah sakit. Kami berharap semoga masyarakat Pangkalan dapat dilayani dengan baik oleh Pihak BPJS Kesehatan ini,” harapnya.
Selanjutnya, Ade juga mengajak masyarakat yang tidak mampu agar memberi tahu dan melapor kepada jorong, walinagari, agar nanti bisa disampaikan kepada Camat dan Dinas Kesehatan serta Dinas Sosial untuk didaftarkan sebagai peserta BPJS yang ditanggung pemerintah.
"Ini penting menyangkut kesehatan kita, kesehatan orang tua dan anak, kalau kita tidak sehat jelas sulit untuk berkerja seperti ke sawah, berjualan, sejumlah pekerjaan lainnya. Bagi sudah mampu untuk bayar BPJS, segera bayar secara mandiri, jangan ikut-ikut program PBI seolah kita tidak mampu,” kata Ade Rezki Pratama. (FS)
Payakumbuh – Bimtek Digitalisasi Pendidikan bagi Guru SMA sekota Payakumbuh, angkatan III dan IV, tahap IV, berakhir. Ditutup Kadis Pendidikan Sumbar diwakili Kabid PSMA Mahyan S.Pd, M.Pd, pada Senin, 31 Juli.
Saat menutup rangakaian kegiatan tersebut, Mahyan mengajak agar semua guru yang sudah memiliki tambahan bekal dari instruktur dan fasilitator pendidikan terbaik, hendaknya langsung mengaplikasikan ilmu yang didapatkan kepada semua peserta didik.
“Mereka sudah menunggu kedatangan bapak ibu semua. Saya pun yakin, bapak ibu sudah tidak sabar untuk langsung menerapkan di sekolah,” kata Mahyan disambut antusias para guru.
Berakhirnya kegiatan tersebut, sekaligus menandai usainya seluruh rangkaian kegiatan Bimtek dari Pokir Ketua DPRD Sumbar Supardi untuk guru SMA. Berikutnya akan diberikan untuk guru SMK.
Bimtek tersebut diikuti 200 orang. Dibagi menjadi empat angkatan. Setiap angkatan menjalani empat tahap bimbingan teknis.
Ketua DPRD Sumbar Supardi yang menjadi inisiator dari Bimtek tersebut menyebutkan, hal tersebut berawal dari penelitian ringan yang dijalaninya bahwa perlu ada sentuhan khusus kepada guru, terutama terkait dengan digitalisasi dan penanaman karakter kepada peserta didik.
Secara umum, katanya, sebahagian besar guru jauh tertinggal di bidang teknologi dari peserta didiknya, sementara kondisi kekinian, persoalan teknologi menjadi sebuah keharusan mutlak. Semakin tertinggal jauh jika diabaikan.
Di sisi lain, pembelajaran jika tidak diikuti dengan teknologi, akan membuat siswa jenuh dan merasakan tak menarik untuk mengikuti materi.
Menyikapi hal tersebut, Supardi mengalokasikan dana Pokir untuk bimbingan teknis kepada guru SMA dan SMK sekota Payakumbuh, tapi tak hanya soal digitalisasi, tetapi juga ditambah dengan psikologi.
Targetnya agar guru juga memahami karakter siswa secara utuh.
“Jika semua guru dapat memahami karakter siswanya, maka diyakini tidak akan ada lagi masalah di sekolah. Tak ada masalah antara guru dengan siswa, siswa dengan guru mau pun antar sesama siswa dan sesama guru,” katanya.
Poin penting lainnya yang diberikan dalam Bimtek tersebut, guru dengan kesadaran sendiri mau melakukan instrospeksi terhadap diri sendiri, terkait dengan kekurangan yang dimiliki lalu memiliki tekad dan optimistis untuk terus mengasah dan memperbaiki diri.
Ketika hal tersebut sudah dilakukan, maka dengan sendirinya akan memberikan pula kesadaran agar setiap guru dan setiap sekolah memahami pentingnya arti sebuah kolaborasi.
Kolaborasi di sekolah, kolaborasi sesama guru, kolaborasi antar sekolah. Kolaborasi tersebut akan bermuara baiknya suasana antar guru, lingkungan sekolah dan antar sekolah.
Ajakan kolaborasi tersebut disampaikannya, sebab Supardi melihat dan merasakan masih tingginya tingkat persaingan antar guru.
“Jika persaiangan antar guru tersebut dibiarkan, atau Kepala Sekolah tak mampu mengakomodir atau menyelesaikannya, dikhawatirkan suasana sekolah tidak akan kondusif,” kata Supardi sembari menyebutkan, kekuatan sesungguhnya adalah pada tim yang kuat.
Agus Hilaluddin, instruktur pada Bimtek tersebut berharap, bekal yang sudah diberikan hendaknya dapat diaplikasikan secara nyata. Jika guru optimis dan optimal melaksanakan, diharapkan akan lahir anak-anak cerdas dan berkarakter dikemudian hari, sehingga menjadi pembeda antara pelajar dari Payakumbuh dengan daerah lain.
Di sisi lain, saat membuka Kepala Dinas Pendidikan Prov Sumbar Drs. Barlius, MM ketika membuka Bimtek untuk angkatan I dan II ditahap IV menyebutkan, program yang berasal dari Pokir Supardi tersebut langsung menyentuh sasaran.
Titik yang disasar sangat membutuhkan peningkatan kapasitas SDM yang berhubungan langsung dengan tuntutan mereka hari ini dan masa datang.
Barlius juga mengatakan, komitmen Ketua DPRD Sumbar Supardi mewujudkan Kota Payakumbuh menjadi Kota Digital, khususnya di bidang Pendidikan, sangatlah besar. (Rel/FS)
Payakumbuh – Tradisi silat di daerah kita ini sudah mulai memudar, selain akibat perkembangan zaman, juga telah banyaknya seni bela diri dari luar yang masuk. Sehingga minat generasi muda terhadap silat semakin berkurang.
Oleh sebab itu dengan adanya kegiatan Festival Silat Tradisi Nusantara ini hendaknya dapat menjadi stimulan untuk menghidupkan kembali tradisi silat khususnya di Minangkabau.
Hal tersebut diungkapkan oleh ketua DPRD Sumatera Barat, Supardi dihadapan wartawan usai membuka kegiatan Festival Silat Tradisi Nusantara di halaman cafe agamjua, pada Senin, 31 Juli malam.
Polisi Gerindra itu juga berharap dengan adanya kegiatan festival silat ini hendaknya bisa mengangkat lagi nama silat Minangkabau.
Mengingat bela diri silat merupakan salah satu warisan budaya takbenda yang sudah diakui di tingkat nasional maupun internasional.
“Silat merupakan identitas kita di Minangkabau. Dahulu, setiap anak di Ranah Minang menjelang dilepas pergi merantau harus diwarisi dengan kemampuan silat jadi saya berharap seni bela diri ini akan terus terjaga dan diminati generasi muda,” tuturnya.
Supardi menambahkan, dirinya selaku Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sumatera Barat meyakini bahwasanya asal usul silat berasal dari Minangkabau, dan dikembangkan di daerah lainnya di Indonesia.
“Guru-guru mereka yang belajar di Sumbar mengembangkannya di kampung masing-masing, sehingga tidak heran gerakan dan langkahnya mirip dengan kita,” jelasnya.
Selain itu, Ia juga berharap pemerintah daerah Kabupaten/Kota di Sumatera Barat hendaknya dapat menyelenggarakan kegiatan festival silat ini, sehingga gairah silat tradisi ini terus terjaga.
Sementara itu, Kepala UPTD Taman Budaya Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, Supriyadi mengatakan kegiatan festival silat ini menghadirkan ratusan pesilat yang berasal dari perguruan silat 19 kota/kabupaten yang ada di Sumbar da juga mendatangkan 6 perguruan silat di luar Provinsi Sumatera Barat.
“Setiap perguruan memiliki ciri khasnya masing-masing, ini yang ingin kita tunjukkan kepada penonton dan masyarakat, bahwa betapa berharganya kebudayaan yang harus dilestarikan dan diwariskan kepada anak cucu kita kelak,” tuturnya. (Rel/FS)
Payakumbuh --- Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat Supardi mengharapkan digelarnya Festival Silat Tradisi Nusantara di Kota Payakumbuh selama 4 hari, dapat menjadi stimulan bagi pemerintah daerah kota/kabupaten di Sumatera Barat untuk dapat menghidupkan gairah silat tradisi yang saat ini kian tergerus oleh zaman.
"Festival silat tradisi nusantara ini diinisiasi dari sebuah pemikiran kalau kita harus punya pengakuan bahwa silat sebagai warisan budaya tak benda dunia dari Indonesia yang asalnya dari Sumatera Barat," kata Supardi saat jumpa pers, Senin (31/7).
Supardi menyebut dulunya silat merupakan kebutuhan, setiap anak di Ranah Minang menjelang dilepas pergi merantau harus diwarisi dengan kemampuan silat. Namun kini, budaya itu sudah tergerus, seiring masuknya perguruan bela diri lain selain silat.
"Tak hanya itu yang membuat silat tradisi mengalami kemunduran, adanya perbedaan persepsi antara silat tradisional dengan silat prestasi juga berpengaruh," ujarnya.
Politisi Gerindra itu menambahkan, dirinya selaku Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sumatera Barat telah berkomunikasi dengan perguruan silat yang ada di Indonesia, umumnya mereka mengakui dan menyatakan nenek moyang perguruan mereka belajar silat dari Minangkabau.
"Guru-guru mereka yang belajar di Sumbar mengembangkannya di kampung masing-masing, sehingga tidak heran gerakan dan langkahnya mirip dengan kita," jelasnya.
Setidaknya, kata Supardi, festival ini dapat membangkitkan kembali semangat warga Sumbar, kalau silat tradisi masih layak dan harus terus dilestarikan. Pemuda minang tak hanya pandai berkelahi saja, tapi dituntut belajar agama, tata krama, etika, dan filosofi kehidupan sebagai jati diri orang minang.
"Kita ingin agar kembalinya mentalitas pendekar, yang tak mungkin bertarung tanpa dasar, mengerti arti kehidupan dan nilai kesabaran," tegasnya.
Supardi menyebut, pasca festival ini digelar, ada beberapa pointer yang akan direkomendasikan kepada pemerintah daerah. Seperti juga halnya acara ini adalah rekomendasi dari kegiatan pada tahun lalu, yakni Musyawarah Tuo Silek.
"Bulan Desember lalu, dilaksanakan Musyawarah Tuo Silek yang didapat kesimpulan kalau silat tradisi merupakan bagian tak terpisahkan dari perkembangan silat yang ada di Sumatera Barat, maka IPSI sebagai lembaga yang mewadahi baik silat tradisi maupun silat prestasi," ulasnya.
Wakil rakyat itu menyampaikan harapan agar silat tradisi ada dalam mata pelajaran SMA/SMK/MA di Sumatera Barat, sehingga bisa membangkitkan semangat belajar silat tradisi di mata generasi muda.
"Nanti kita bisa wujudkan festival-festival terjadwal yang mengundang peserta dari berbagai daerah dan perguruan silat berbeda, sehingga hiduplah silat tradisional di sendi-sendi kehidupan orang minang," harapnya.
Sementara itu, Kepala UPTD Taman Budaya Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat Supriyadi mengatakan festival ini digelar selama 4 hari, dan mengundang tim pencak silat sebayak 6 dari luar Provinsi Sumbar, dan 19 kota/kabupaten yang ada di Sumbar.
"Setiap perguruan memiliki ciri khasnya masing-masing, ini yang ingin kita tunjukkan kepada penonton dan masyarakat, bahwa betapa berharganya kebudayaan yang harus dilestarikan dan diwariskan kepada anak cucu kita kelak," pungkasnya. (FS)
Payakumbuh --- 12 orang alumni SMKN 4 Payakumbuh dilepas secara resmi oleh gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah untuk kuliah dan bekerja di luar Negeri. Ini merupakan tindak lanjut dari program menciptakan 100 ribu enterpreneur untuk bisa terealisasi lebih cepat, mengingat lulusan sekolah vokasi seperti SMK di Sumbar setiap tahun sekitar 20 ribu orang lebih.
Dalam pelepasan di rumah dinas gubernur pada Rabu (26/7) itu, tampak Gubernur Mahyeldi bersama Kepala dinas Pendidikan Provinsi Sumbar Barlius Kacabdisdikwil IV Syafruddin, Direktur PT. Cahaya Pendidikan Internasional (Bright Education) Bandung Astria Dewi, serta Kepala SMKN 4 Payakumbuh Aizur Hedi.
12 Alumni tersebut adalah M Ihsan Pratama, Ismail, dan Titania Salsabila yang Magang ke Jepang, sementara itu Agil Adrian mengikuti program Beasiswa Kuliah di International Foundation Programn 1+4 at Cheng Shiu University In Taiwan, Dilla Kumala Sari akan bekerja di Inggris, dan 7 lainnya seperti Muhammad Febrian, Thoriq Hidayat Syah, Muhammadil Fatra, Lefrand Septiand Maydi, Seruni Sartika, Tegar Story Yondra, dan Muhamad Fadel Teguh Permana dikirim ke Jerman untuk bekerja sambil kuliah di berbagai tempat.
Gubernur Mahyeldi saat melepas mereka memberikan cendera mata yang berbeda dan mungkin jarang terfikirkan oleh orang banyak, masing-masing alumni tersebut diberikan 1 buah Alquran Kurdopa dan berpesan agar tetap menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup baik di negeri sendiri maupun di Luar Negeri.
"Semoga kalian sukses dan jadi contoh bagi adik-adik SMK di seluruh Sumatera Barat," harap Mahyeldi.
Mahyeldi menambahkan, saat ini kualitas pendidikan vokasi sudah semakin baik dibuktikan dengan semakin banyaknya lulusan SMK yang terserap dunia usaha atau mendirikan usaha sendiri berbekal keahlian yang diasah selama di SMK. Bahkan, sudah banyak siswa SMK yang bisa merasakan atmosfer dunia kerja sebelum lulus, karena sekolahnya menjalin kerja sama dengan dunia industri, sehingga keahliannya semakin terasah dan benar-benar siap pakai saat lulus.
Dia menilai, dengan kurikulum yang diterapkan Kemendikbudristek saat ini, kepala sekolah lebih leluasa untuk berinovasi guna meningkatkan hard skill siswanya. Itu didukung dengan semakin banyaknya SMK di Sumbar yang telah bertransformasi menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang bisa memiliki usaha sendiri dan menjalin kerja sama dengan dunia industri.Ia juga mengingatkan agar kerangka berfikir kepala sekolah tentang industri bukan hanya industri besar.
UMKM juga termasuk industri yang patut diperhitungkan oleh SMK untuk menjalin kerja sama. Menurutnya, hal itu sejalan dengan arahan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) terkait skema SMK penggerak UMKM sebagai penerapan dari Perpres Nomor 68 tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi yang bertujuan untuk menyiapkan SDM kompeten, produktif, dan berdaya saing guna menyongsong Indonesia Emas 2045.
"Ini sejalan pula dengan program unggulan kita menciptakan 100 ribu enterpreneur. Semakin banyak pengusaha di Sumbar, semakin besar daya ungkit terhadap ekonomi daerah," katanya.
Sementara itu, Kepala SMKN 4 Payakumbuh Aizur Hedi kepada media mengatakan dirinya masih ingat pada tanggal 10 Januari 2022 lalu, bersamaan dengan peresmian gedung perkantoran SMKN 4 Payakumbuh oleh Gubernur Provinsi Sumatera Barat dan pada saat itu pula juga melaksanakan MoU dengan PT. Bright Education Bandung dengan program Ausbildung pola kerja dan kuliah di Jerman.
"Sejak itu kami sudah melakukan persiapan penguasaan bahasa Jerman level A1 A2 dan B1. Di sekolah maupun di boarding PT. Bright Education Bandung. Alhamdulillah sekarang sudah mulai menampakan hasilnya dimana 7 dari 12 orang siswa kita dalam waktu dekat akan diberangkatkan ke Jerman. Ada yang tanggal 2 Agustus mendatang dan lainnya sedang menunggu visa," kata Aizur Hedi.
Ditambahkan Aizur, untuk pemberangkatan siswa ke Jerman sampai diterima di perusahaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab PT. Bright Education Bandung.
"Di Jerman anak kita 3 hari kerja dan 2 hari kuliah , perusahaan, tempat mereka bekerja dan tempat sekolah atau Beruff Scholl serta apartemen disiapkan oleh PT. Bright Education Bandung. Sementara biaya transportasi dari apartemen ke sekolah dan dari apartemen keperusahaan serta biaya apartemen setara hotel bintang 4 dibunyikan dikontrak menjadi tanggung jawab perusahaan. Selama tiga tahun alumni kita akan menjalani pendidikan dan bekerja dengan gaji rata-rata 1000 Uero setiap bulannya, biasanya di tahun kedua dan ke tiga meningkat terus. Dan nanti jika saat sudah tamat alumni kita akan mendapat ijazah fachkraff, atau ijazah keahlian setara D3," terangnya.
Kepala Sekolah yang terkenal bersahaja dan disayangi siswanya itu juga menerangkan nanti setelah tamat alumni SMKN 4 Payakumbuh ini bisa langsung bekerja di perusahaan yang ada di Eropa, tidak hanya di Jerman saja, bisa ke Perancis, Inggris, Belanda dan lainnya dengan gaji setara gaji eropa sekitar kurang lebih 2500 hingga 3000 Uero perbulan, kalau dikonversikan ke rupiah senilai 25 sampai 30 juta perbulannya.
"Selain itu alumni kita juga sudah ada yang bekerja di Thailand 2 orang, Jepang 3 orang, Inggris 1 orang, dan insya Allah melalui program hallo beasiswa alumni kita juga akan berkuliah di Taiwan," tukuknya.
Sebetulnya, kata Aizur, Ausbildung merupakan solusi bagi istilah SMK sebagai penyumbang pengangguran terbesar. Pada hal tidak, jika program ini berjalan dengan baik. Dirjen SMK Wika Sakarinto pernah mengatakan bahwa sebetulnya bangsa Indonesia sudah luar biasa dalam berbagai kompetensi, namun kekurangan di kemampuan komunikasi.
"Maka sejalan dengan itu pula kami dalam waktu dekat akan mendirikan cafe bahasa yang nanti di kafe tersebut kita akan tawar menu Bahasa Inggris, Jerman, Arab, Jepang dan Korea. Jadi cafe ini seperti duo lingua di SMKN 4 Payakumbuh, konsumennya diharapkan siswa dari berbagai sekolah di Payakumbuh dan Sumbar, dan tidak tertutup juga kemungkinan bagi guru atau masyarakat umum yang ingin mendalami bahasa asing di cafe kita," jelasnya.
Terakhir, Aizur menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Gubernur Sumbar Mahyeldi dan DPRD Sumbar atas dukungan dan perhatian yang luar biasa terhadap pendidikan khususnya kepada SMKN 4 Payakumbuh. Karena tanpa dukungan yang kuat dari itu, tentulah kegiatan ini tidak akan terlaksana dengan baik.
"Semoga alumni kita ini sukses membawa nama baik Sumatera Barat dan bangsa Indonesia di Eropa, kelak kita berharap akan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka ke depan," pungkasnya. (FS)
PAYAKUMBUH - Khatam Al-Qur'an di Mushalla Arruhamak Balai Kaliki Koto Nan Gadang Kelurahan Koto Kociak Kubu Tapak Rajo dibentang. Hari ini (Rabu, 14/06/2023) sebanyak 30 santriwan-santriwati akan memperebutkan berbagai hadiah.
Anggota DPRD Kota Payakumbuh Edward DF, S.Sos ikut berpartisipasi dalam menyediakan hadiah tersebut.
"Kito bantu panitia hadiah berupa bintang emas," ujar Edward DF politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kepada Ketua Umum Panitia Drs. Syahnadel Khairi Dt. Sinaro Nan Bolang.
Dikatakan Edward DF yang juga pengurus LKAAM Kota Payakumbuh bidang pemuda olahraga dan permainan anak nagari, pihaknya tidak bisa hadir di hari H Khatam Al-Qur'an tersebut karena dinas ke Riau. "Malam ini (Selasa-red) Kito antarkan hadiah ke Mushalla Arruhamak," jelas Edward DF Caleg PPP untuk DPRD Provinsi Sumbar pada Pemilu 2024 mendatang. Dalam menyerahkan bantuan hadiah tersebut Edward DF didampingi Dedrizal Caleg PPP untuk DPR RI.
Di Mushalla Arruhamak, malam itu panitia sibuk masak-masak. Didampingi panitia lainnya Syahnadel Khairi Dt. Sinaro Nan Bolang mengucapkan terima kasih atas partisipasi Edward DF yang juga Wakil Ketua DPD LPM Kota Payakumbuh.
"Kami mengucapkan terima kasih atas sumbangan Bapak Edward DF," pungkas Syahnadel Khairi Dt. Sinaro Nan Bolang yang diamini Dt. Rajo Mangkuto Nan Putiah, Heidi Mursal, Mispon Heri Dt. Rangkayo Bosa, M. Arief Dt. Bijo Nan Itam, Yusril dan lainnya. (FS)
Payakumbuh - Anggota DPRD Kota Payakumbuh Edward DF, S.Sos, membantu sekaligus membuka Turnamen Futsal Muchtar Cup I tingkat SLTP se-Luak Limopuluah (Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota) di Lapangan Kampus SD/SMP/SMA Muchtar Islamic School Jln.Pahlawan No. 7 Kelurahan Padang Tiakar Kecamatan Payakumbuh Timur, Selasa (13/6/2023) pagi.
Turnamen futsal perdana yang digelar OSIS SMP yang berada di bawah naungan Yayasan Muchtar Syofinar itu diikuti 16 tim tingkat Sekolah Menengah Pertama se-Luak Limopuluah.
Open turnamen tersebut mengusung tema Membangun Jiwa Muda dengan Menjunjung Jiwa Sportivitas dan Persahabatan. Kemudian tujuannya untuk lebih memperkenalkan SD/SMP/SMA Muchtar Islamic School ke khalayak ramai, membina kerukunan antar siswa SMP se-Luak Limopuluah, dan tentunya mencari bibit-bibit futsal yang berbakat.
Edward DF politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang memang cinta olahraga futsal ini dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada SMA Muchtar yang telah menyelenggarakan Open Turnamen Futsal tingkat SMP ini,
"Dengan adanya kegiatan Futsal ini nantinya dapat mengangkat nama dan bisa mengharumkan nama sekolah ke tingkat yang lebih tinggi," harap Edward DF yang juga Caleg PPP DPRD Provinsi Sumbar pada Pemilu 2024.
Ditambahkan Edward DF yang terkenal dekat dengan generasi muda, turnamen futsal ini dapat memberi nilai tambah terhadap sekolah di bawah Yayasan Muchtar Syofina ini. "Secara pribadi saya akan mendukung kegiatan-kegiatan yang digelar di sekolah ini. Saya cinta olahraga. Saya cinta pada anak-anak muda," pungkas Edward DF yang juga Wakil Ketua Majelis Pemuda Indonesia (MPI) DPD KNPI Kota Payakumbuh.
Edward DF juga memberikan bantuan bola futsal dan tambahan dana operasional kepada panitia. Pada acara pembukaan turnamen futsal tersebut juga hadir mantan Wakil Walikota Payakumbuh H. Erwin Yunaz. (FS)
Payakumbuh --- Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat melalui UPTD Taman Budaya menggelar Lomba Penyanyi Minang di Agam Jua Art & Culture Cafe, Selasa (30/5).
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Wali Kota Payakumbuh yang diwakili Staf Ahli Elvi Jaya bersama Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat Supardi, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat Syaifullah, dan tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Staf Ahli Wali Kota Elvi Jaya menyampaikan apresiasi kepada Pemprov Sumbar dan Ketua DPRD Provinsi Sumbar Supardi yang telah menunjuk Kota Payakumbuh sebagai tuan rumah dari 19 kota/kabupaten yang ada di Sumbar.
"Senada dengan Ketua DPRD, potensi yang bisa diangkat oleh Kota Payakumbuh adalah kegiatan iven festival dan keramaian lainnya, karena kota ini tidak punya potensi SDA tambang, artinya dengan banyak kegiatan bisa menarik kunjungan orang untuk datang ke Payakumbuh, ini menjadi ruh dari pariwisatanya Payakumbuh," ungkapnya.
Supriyadi selaku Kepala UPTD Taman Budaya Sumbar memaparkan lomba ini merupakan lanjutan dari lomba cipta lagu yang digelar pada tahun 2022 lalu, dari 90an lagu yang diciptakan, ada 10 lagu terbaik yang pada hari ini dilombakan.
"10 lagu terbaik ini dilombakan untuk peserta usia 14-27 tahun, peserta tidak terbatas, terbuka untuk umum baik penyanyi pemula maupun penyanyi yang telah berkiprah di tingkat provinsi dan nasional. Sementara itu juri yang kita hadirkan betul-betul teruji secara materil, penilaian harus objektif kepada setiap peserta," ujarnya.
Selain itu, ada juga pemberian penghargaan kepada 6 musisi minang legendaris sebagai bentuk apresiasi Pemprov Sumbar atas jasa mereka menggaungkan musik minang di mata dunia. Musisi tersebut seperti Asben, Tiar Ramon, Yan Juneid, B. Andoeska, Z. Sutan Janaik, dan Agusli Taher.
"Pada hari kedua, yakni Rabu akan digelar pula penampilan musik tradisi dan modern, ada gamat dan tambua tansa," ujarnya didampingi Sekri Budiman.
Sementara itu, Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat Supardi menyebut secara iklim, semangat filosofi Kota Payakumbuh adalah sebagai kota kegiatan atau kota festival. Dia ingin kota ini hidup, didukung keberadaan kuliner yang menjadi brandnya Payakumbuh di Sumbar.
"Urgensinya kegiatan yang bisa menimbulkan bibit-bibit baru, menyemarakkan hari-hari Kota Payakumbuh. Sehingga kota ini terus digandrungi oleh wisatawan, banyak pengunjungnya," ujarnya. (FS)