Latest Post


Bandung
-- Memasuki hari kedua, antusias  masyarakat pencinta yang akan mendapatkan tanaman hias dari berbagai daerah mendatangi pameran Tanaman Hias yang dilaksankan oleh Flona  di Cihampelas Walk Bandung meningkat.

Mereka sengaja mendatangi lokasi pameran, selain ingin melihat secara langsung tanaman hias yang di pamerkan, baik koleksi tanaman hias lokal maupun tanaman hias impor.

Febi dan Keluarga mengaku sudah sejak dari bulan Desember 2021 lalu, tau akan ada pameran tanaman hias dari sejumlah media sosisal, dan hari ini datang dari Jakarta ia datang langsung untuk mendapatkan koleksi tanaman hias jenis veitchi narow,.

“ Saya sudah tau sejak Desember akan ada pameran, oleh karena itu saya tidak mau ketinggalan, dan  datang mencari koleksi yang saya senangi di pameran ini,” kata Febi, sabtu (12/2).

Lebih lanjut ia berharap pameran semacam ini, akan terus ada, sehingga bisa mengakomodir bagi semua masyarakat yang mencitai koleksi tanaman hias. Ia juga mengapresiasi koleksi yang dipamerkan juga banyak serta ada juga koleksi Impor.

Untuk diketahui Kegiatan pameran tanaman hias ini  berlangsung dari 11 hingga 13 Februari 2022 mendatang.
Mia Kunto Arief Wibowo selaku Owner Flona menjelaskan pameran ini dilakasanakan bekerjasama dengan Aquagenera dari Equador Kit, selain mengakomodir keinginan pencinta tanaman hias, juga bertujuan untuk mengangkat potensi tanaman hias lokal agar bisa go international.

Lebih lanjut ia menjelaskan menjelaskan bekerjasama dengan Aquagenera dari Equador Kit, pihaknya juga sebelumnya telah men-support Pelita Desa yang membawahi kurang lebih 100 kelompok tani tanaman hias sejak 1 tahun kebelakang telah dibina.

“Melalui pameran ini kita ingin nantinya para penggiattanaman hias untuk aware terhadap values dan potensi expor tanaman endemicindonesia,” kata Mia, sabtu (12/2).

Mia Juga menyampaikan Flona juga  mencoba membudidayakan serta melestarikan tanaman endemic indonesia dengan kultur jaringan yang bertujuan agar indonesia dengan potensi tanaman lokalnya bisa  ber-kompiting menjadikan tanaman hias ini sebagai komoditi expor.

Sementara itu Flona juga melakukan  penerapan penggunaan teknologi yang di beri nama Bios44growth by Bios 44DC sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas produk pada tanaman hias yang kemudian diharapkan  bisa memenuhi syarat  standart expor.

Menurut Mia, sebelumnya para petani di Bogor memang sudah mengembangkan tanaman Hias, namun terbentur dengan hasil, yang mana hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan standar yang di butuhkan  untuk skspor.

“Saat ini melibatkan Aquagenera dari Equador Kit, kita berharap para petani tanaman hias tanah air bisa menggali potensi yang ada,  kemudian mampu  meningkatkan ekonomi bagi masing-masing kelompok atau mungkin masyarakat itu sendiri,” katanya.

Selain itu tambah Mia lagi, ini pihaknya juga melalui bios44 growth  by bios44dc mengupayakan untuk meningkatkan kualitas produk pada tanaman hias agar memenuhi syarat standart expor dan tentu melalui pembinaan yang dlakukan secara berkesinambungan. (Din).


PADANG
-Seorang wartawan media Wawasan di Padang diketahui bernama Arneldi,56 mendapat musibah kecelakaan di jalan S.Parman tepatnya di depan Trankindo Padang. Jumat (11/2) sore.


Dari informasi yang dihimpun An panggilan akrab Arneldi yang juga sebagai wartawan foto tersebut ditemukan terkapar berlumur darah di kepala disebabkan terbentur ke aspal. Hingga berita ini diturunkan An belum sadarkan diri dan dirawat di RS Yos Sudarso.


Saksi mata, Amir 54 mengatakan melihat dari kejauhan di sekretariat Persatuan Keluarga Daerah Piaman ( PKDP) menyebutkan, bahwa korban terlihat tergeletak di jalan pukul 15.35 WIB.


" Saya waktu itu sedang bekerja, dan dari kejauhan saya melihat korban tergeletak berlumuran darah di jalan. Sehingga saya mengejar dan menolong beliau," katanya. Sabtu (12/2).


Ia menambahkan, saat itu dirinya dan teman-teman di sekretariat PKDP membawa korban ke RS Yos Sudarso untuk mendapatkan pertolongan.


Sementara itu, Kanit Lantas Polresta Padang Ipda Arisman mendapat laporan peristiwa tersebut melalui Aipda Ilmayadi,  bahwa telah mendapatkan laporan dari adik korban ( An), yakni Ermansyah yang juga wartawan foto Harian Pagi Posmetro Padang bahwa kecelakaan menimpa kakaknya. 


" Benar kami telah mendapatkan laporan kecelakaan yang menimpa saudara Arneldi panggilan An yang merupakan wartawan Wawasan. Untuk tindak lanjutnya kami akan proses," kata Aipda Ilmayadi. 


Sementara itu, Ermansyah yang merupakan adik korban membenarkan peristiwa tersebut. " Benar kakak saya mengalami kecelakaan di jalan S. Parman dan saat ini belum sadarkan diri di rawat insentif di RS Yos Sudarso. Mohon doanya kepada teman-teman," pinta Man yang panggilan akrab Ermansyah yang merupakan juru foto senior di  Harian Pagi Posmetro Padang. (kld)


Kab. Bekasi
-Seorang Bayi Bernama Alfan Alfarizi Berusia Enam Bulan Beralamat Kp Ceger RT.002/004 Desa Sukadarma Kecamatan Sukatani Kabupaten Bekasi Butuh Uluran Tangan Dermawan Dan  Perhatian Aparatur Pemerintah Desa Sukardarma Serta Pemerintah Kabupaten Bekasi.


Menurut Keterangan Devi Saputri pada awak Media Menjelaskan Bahwa anak balitanya Yang Berusia Enam Bulan Menderita Sakit Infeksi Paru dan Mata, Saat Ini Di Rawat Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi Ruang PICCU.


Berhubung Kondisi anak saya Alfan Kondisi Kesehatannya Belum Stabil Maka Proses Operasi Mata Nya Ditunda Hingga Kondisi Alfan Sehat dahulu,Ungkap Devi 


Devi Sapitri Berharap ada para Dermawan Yang Berhati Mulia dapat Membantu Anak Kami, Suami saya Hanya Bekerja Sebagai Tukang Panggul Harian Lepas Pasar Induk Cibitung.


Saya Mengucapkan Terimakasih Kepada Niken dan Aki (Relawan Ambulan Sinergi) yang Telah Membantu Menolong Alfan Anak Saya Hingga Dengan Cepat Mendapatkan Perawatan Di Ruang PICCU RSUD Cibitung Kabupaten Bekasi,Ujar Devi Sapitri.


(RACHMAT)


Kabupaten Buru Selatan-
Seorang ayah di Kabupaten Buru Selatan Provinsi Maluku tega memperkosa ke dua anak kandungya sendiri. Aksi bejat pelaku yang dilakukan kepada ke dua anaknya masing-masing bernama FN berusia 5 tahun dan JN 7 tahun.


Kapolres Pulau Buru AKBP Egia Febri Kusumawiatmaja, saat pres liris Sabtu tadi pukul 14.00 Wit mengatakan kasus pencabulan anak ini sejak tahun 2020 hingga terungkap di tahun 2022.


Sebelumnya dibulan Januari 2022, FN jatuh sakit di rumahnya, dan disarankan oleh mantri setempat untuk dilarikan ke Rumah Sakit. Namun ayah dari korban tersebut menolaknya karena takut kedok kejahatannya terbongkar.


Berdasarkan informasi di tanggal 18 Januari, FN dilarikan ke RSUD Namrole oleh ayah kandungnya dengan keluhan diare. Ternyata hasil pemeriksaan terdapat robekan hebat di vagina dan anus FN.


Di tanggal 9 Februari Korban atas nama FN dikabarkan telah meninggal dunia akibat lemas kesakitan.


Sementara korban JN, yang merupakan Kaka dari FN telah mendapatkan perawatan lebih lanjut, dari orang tua korban dan pihak kepolisian Polres buru.


Kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh tersangka BN terdapat di dua tempat, yang pertama di dalam rumah desa kamanglale dan desa Labuang Kecamatan Namrole Kabupaten Buru Selatan. Tersangka telah menyerahkan  diri kepada pihak kepolisian pada Jumat malam 11 Februari 2022. 


Kini Tersangka BN dikenakan jerat hukuman hidup berdasarkan Pasal 82 ayat 1, 2 dan 4 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 Jo Pasal 76 B.


Unsur Pasalnya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 Jo Pasal 76 E. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 ayat 1. " Setiap orang dilarang melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa melakukan tipu muslihat, melakukan serangkaian kebohongan atau membujukan untuk melakukan atau membiarkan melakukan perbuatan cabul.


Ayat 2 dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan oleh orang tua, wali, orang yang mempunyai hubungan keluarga.


Ayat 4 menimbulkan korban lebih dari satu orang, mengakibatkan luka berat, nganguan jiwa, penyakit menular, terganggu atau hilang fungsi repoduksi dan atau korban meninggal dunia. Ancaman hukuman 15 tahun penjara dan ditambah sepertiga dari ayat 4 Nomor 17 Tahun 2016 dengan hukuman maksimal seumur hidup. 


Rep25.


Singkawang
, Jum'at (11/2/22) - Panglima Kodam XII/Tanjungpura Mayjen TNI Sulaiman Agusto, S.I.P., M.M., memimpin langsung Penutupan Pendidikan Pertama Bintara (Dikmaba) TNI AD TA 2021 bertempat di Lapangan Sapta Marga Rindam XII/Tpr, Kota Singkawang.


Selain menutup pendidikan, dalam kesempatan ini Mayjen TNI Sulaiman Agusto juga melantik sebanyak 236 Bintara dengan pangkat Sersan Dua, sekaligus mengambil sumpah menurut agama dan kepercayaan masing-masing.


Pangdam XII/Tpr, Mayjen TNI Sulaiman Agusto menyampaikan, upacara pelantikan ini menandai berakhirnya Pendidikan, sekaligus penetapan status sebagai prajurit TNI Angkatan Darat yang berjati diri sebagai Tentara Pejuang, Tentara Rakyat, Tentara Nasional dan Tentara Profesional. 


"Perubahan status ini membawa konsekuensi logis sebagai awal dari tuntutan tugas yang harus diemban sebagai prajurit TNI Angkatan Darat," ujar Pangdam dalam amanatnya.


Begitu juga dengan pengambilan sumpah, menurut Pangdam, hal ini mutlak dilaksanakan sebagai wujud pengakuan negara terhadap mereka sebagai seorang prajurit TNI Angkatan Darat. 


"Mengandung juga kewajiban bagi seorang prajurit untuk setia secara lahir dan batin kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, juga ketaatan pada hukum yang berlaku serta menjunjung tinggi Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8 Wajib TNI," tegasnya.


Dengan penuh rasa bangga, Mayjen TNI Sulaiman Agusto dalam kesempatan tersebut mengucapkan selamat atas keberhasilan para mantan siswa Dikmaba dalam menyelesaikan semua tahapan pendidikan. 


Selanjutnya juga mengucapkan terima kasih kepada Danrindam XII/Tpr beserta staf, para instruktur dan pelatih, atas kerja kerasnya dalam menyelenggarakan program pendidikan. 


"Tanpa kerja keras dari para pelatih tentunya proses pendidikan ini tidak akan mencapai hasil yang maksimal. Tetap patuhi protokol kesehatan dalam setiap kegiatan sehingga Lembaga Pendidikan tetap aman dari penyebaran Covid-19," pesannya mengakhiri. (Pendam XII/Tpr)


Desa Wadas
, Purworejo Jawa Tengah* (10 Februari 2022) – Petisi “Hentikan Rencana Pertambangan Batuan Andesit di Desa Wadas” yang dibuat oleh koalisi Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (GEMPADEWA) di Change.Org kian viral paska ditangkapnya puluhan warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. 


Seperti diketahui, ribuan aparat gabungan dari TNI, Polri, dan Satpol PP diturunkan ke desa tersebut Selasa (8/2/2022) dua hari lalu dengan dalih untuk mengamankan proses pengukuran lahan tambang batu andesit yang dibutuhkan untuk pembangunan Waduk Bener.


Mereka mencopot spanduk penolakan Bendungan Bener dan mengejar beberapa warga sampai ke hutan dan menangkap serta menahan lebih dari 60 warga yang berusaha menolak rencana tambang andesit itu di desa mereka. Bersama para warga desa itu, ditangkap pula Seniman Yayak Yatmaka, Danil dari LBH Yogyakarta dan lima orang lain yang bergabung dalam kelompok Solidaritas untuk Warga Wadas.  


Kendati Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah memberikan pernyataan permintaan maaf atas kejadian tersebut, petisi yang digagas oleh Koalisi GEMPADEWA di Change. Org yang dilansir dua hari lalu itu terus bergulir dan meningkat cepat dukungannya. Pada pukul Kamis (10/2/22) menjelang tengah malam, telah tercatat lebih dari 33.600 pendukung yang ikut menandatangani petisi ini. 


Dengan jumlah tersebut, petisi ini kian mendekati target 35.000 tandatangan yang akan membuatnya menjadi salah satu petisi yang paling banyak ditandatangani di Change.Org. Terlebih lagi, tensi suasana terus meningkat eskalasinya dan hingga Kamis (10/2/2022) pagi ini, aparat dalam jumlah besar masih terus didatangkan ke Desa Wadas.   


Dalam petisi “Hentikan Rencana Pertambangan Batuan Andesit di Desa Wadas” tersebut, Koalisi GEMPADEWA menjelaskan dengan gamblang perihal kekhawatiran warga Desa Wadas akan dampak lingkungan yang mungkin bisa terjadi pada desa mereka bila tambang andesit itu dilanjutkan. 


 Sedikitnya, ada beberapa poin penting yang dituangkan dalam petisi ini.

  

Pertama, menurut warga Wadas, kebutuhan batuan andesit yang tak sedikit untuk Waduk Bener, akan menghabiskan Sebagian besar wilayah desa serta merusak 28 titik sumber mata air yang menjadi sumber pengairan pertanian desa tersebut. Dampaknya, tak hanya lahan pertanian rusak, para petani pun akan kehilangan mata pencarian. 


Hal kedua yang dikhawatirkan warga adalah lokasi geografis desa. Tanpa adanya tambang batuan andesit itu, kondisi Desa Wadas sudah cukup rentan mengalami longsor karena berada di Kecamatan Bener yang berdasarkan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Purworejo 2011-2031, merupakan bagian dari Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor.


 “Penambangan batu andesit di sini tentu akan membuat Desa kami akan makin rentan kena longsor,” kata seorang warga yang tak bersedia disebutkan namanya. 


Kekhawatiran warga tersebut cukup beralasan karena untuk memasok batuan bagi pembangunan Waduk Bener itu, sebagian besar Desa Wadas yang memiliki luas 145 hektare itu akan dijadikan tambang batuan andesit. 


Bentrok warga dengan aparat, seperti disebutkan dalam petisi, terjadi sejak sosialisasi pematokan tanah. 


“Tiap kali  kami melakukan penolakan,  aparat akan menarik, memukul, menendang, menginjak, dan menjambak kami,” kata sumber tersebut. 


Beberapa video bentrokan, seperti yang terjadi pada Selasa lalu, diunggah ke akun Instagram warga Desa Wadas, @wadas_melawan untuk memberi tahu masyarakat luas apa yang terjadi di desa tersebut. “Bisa lihat di akun IG @wadas_melawan dan banyak video yang viral,” tambahnya. 


Stigmatisasi negatif juga dialami Warga Wadas yang ingin mempertahankan hak dan memperjuangakan kelestarian alam Desa Wadas.  


“Kami dapat stigma sebagai provokator, ditunggangi anarko, tidak paham permasalahan, dan seterusnya,” katanya kesal.


 Hal ini juga dialami warga Wadas waktu menggelar Mujahadah dan doa bersama untuk menghentikan rencana sosialisasi pematokan pengadaan tanah untuk pembangunan Bendungan Bener dan tambang batu andesit di desanya. 


Koalisi Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (GEMPADEWA) bermula dari gagasan untuk membuat paguyuban guna memudahkan komunikasi warga dalam upaya-upaya mereka mempertahankan hak atas lahan desa. Saat ini, akun @wadas_melawan yang ada di berbagai platform media sosial seperti Twitter, Instagram, Facebook, Tiktok dan Yotube, menjadi saluran informasi resmi dari warga Wadas tentang perkembangan terkini yang berlangsung di desa mereka, serta ikut mendukung warga Wadas dengan memberi solidaritas melalui petisi “Hentikan Rencana Pertambangan Batuan Andesit di Desa Wadas” yang dibuat oleh Koalisi Gempadewa.(**)

Author Name

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.