Latest Post

 


PADANG—Di tengah hangatnya pagi Kota Padang, ketika bayang-bayang gedung berlari pelan di atas aspal yang masih basah oleh embun, Hotel Grand Zuri menjelma menjadi rumah besar bagi para alumni Universitas Andalas. Di sinilah, di sebuah ruang pertemuan yang dipenuhi cahaya lampu keemasan, Kongres IKA Unand digelar dengan wibawa dan penuh rasa pulang.

Acara resmi dibuka oleh Rektor Universitas Andalas, Prof. Eva Yonedi, yang langkahnya bagaikan angin gunung—tenang namun membawa pesan penting dari puncak harapan. Dalam sambutannya, suara beliau mengalun lembut, menyentuh setiap sudut ruangan.

“Alumni adalah mata air kehidupan almamater,” tutur sang Rektor. “Dari kalian, kampus belajar menegakkan masa depan. Dari kalian pula, negeri ini menemukan langkah-langkah barunya.”

Rangkaian kata itu jatuh bagai benih yang diserahkan ke tanah subur—menumbuhkan semangat yang telah lama menunggu cahaya.

Tak berselang lama, hadirin menyambut kehadiran anggota DPR RI, M. Shadia Pasadigue yang hadir dengan senyum yang membawa kehangatan Ranah Minang. 

“Kita bukan hanya lulusan,” ucapnya, “kita adalah keluarga yang dihubungkan oleh satu nama: Andalas. Dan keluarga tidak pernah berhenti bekerja untuk masa depan bersama.”

Sorak tepuk tangan mengalun, mencairkan jarak antargenerasi yang hadir pagi itu.

Hadir pula Bupati Padang Pariaman, Jhon Kenedy Aziz, dengan tutur sapa yang bersahaja namun kuat. Ia membawa kisah tanah kelahiran, tentang kampung yang sedang bertumbuh, dan tentang betapa alumni Unand telah menjadi bagian dari nadi pembangunan daerah.

Di luar gedung, angin pesisir Padang berhembus, seolah menyaksikan bagaimana para alumni menuliskan langkah baru. Di dalam ruangan, percakapan mengalir; harapan tumbuh; dan cita-cita yang dulu lahir di ruang kuliah, kini menemukan kembali jalannya.

Kongres ini bukan sekadar pertemuan. Ia adalah perahu yang kembali mengikat tali di dermaga, sebelum berlayar lagi menuju masa depan yang lebih terang—bersama, dalam nama IKA Unand.



-





Padang – World Islamic Entrepreneur Summit (WIES) 2025 resmi dibuka di Kota Padang, Kamis (27/11/2025). Ketua Panitia WIES 2025 sekaligus Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Sumbar, Sari Lenggogeni, BeCON, M.Man, Pg.Dipl, Ph.D, menyampaikan bahwa pelaksanaan konferensi internasional tahun ini tetap digelar meski persiapan berlangsung lebih singkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Menurut Sari, efektifitas persiapan hanya sekitar satu bulan akibat dinamika regulasi dan penyesuaian kebijakan efisiensi di tingkat nasional. Namun, komitmen untuk menjadikan WIES sebagai agenda tahunan mendorong panitia untuk tetap melaksanakan rangkaian kegiatan berskala global tersebut.

“Persiapan tahun ini kurang dari dua bulan, efektifnya satu bulan. Ada ketidakstabilan regulasi dan kebijakan efisiensi. Meski begitu, kita optimis karena sudah berkomitmen sejak awal dan berharap kegiatan ini dapat berlangsung setiap tahun,” ujarnya.

Sari menyampaikan bahwa dukungan mitra internasional turut memperkuat penyelenggaraan WIES 2025. Salah satunya datang dari Yayasan Hasanah Malaysia melalui Direktur merangkap Wali Amanat, Siti Kamariah Ahmad Subki, yang berperan sebagai sponsor dan membawa pelaku UMKM Malaysia untuk berpartisipasi langsung pada acara di Sumbar.

“Dengan niat baik, kita disambut secara positif oleh Yayasan Hasanah Malaysia. Mereka tidak hanya membantu sebagai sponsor, tetapi juga membawa UMKM dari Malaysia untuk hadir di WIES,” kata Sari.

Antusiasme peserta juga terlihat dari proses pendaftaran konferensi yang telah ditutup lebih cepat. Panitia menutup registrasi resmi tiga hari lalu karena seluruh kuota telah terpenuhi.

Meski demikian, Sari mengakui bahwa suasana penyelenggaraan WIES tahun ini berbeda karena Sumbar tengah dilanda bencana banjir dan curah hujan ekstrem dalam beberapa hari terakhir.

“Permasalahan kita saat ini adalah Sumbar sedang berduka. Banyak kejadian bencana banjir dan hujan lebat. Akibatnya, kegiatan tahun ini tidak semaksimal tahun sebelumnya,” ujarnya.

WIES 2025 secara resmi dilaunching hari ini bersama perwakilan Wakil BP BUMN, dengan peserta dari lebih dari 13 negara yang dikonfirmasi hadir di Padang.

Sari menyebut, dengan waktu persiapan yang lebih panjang ke depan, skala kegiatan WIES diperkirakan akan tumbuh lebih besar dan memberikan dampak signifikan bagi sektor ekonomi serta pariwisata.

Ia menjelaskan bahwa WIES bertujuan menjadi ruang bertemunya kebutuhan pelaku usaha terutama UMKM dengan peluang kolaborasi regional dan internasional.

“WIES ini seperti pasar yang mempertemukan supply dan demand. Demand ini adalah 90 persen UMKM kita yang masih sangat membutuhkan kolaborasi, pengetahuan baru, serta akses jaringan dengan negara lain,” ucapnya.

WIES 2025 menghadirkan rangkaian diskusi, pameran, serta pertemuan bisnis yang berfokus pada ekonomi Islam, peluang investasi, dan pengembangan sektor pariwisata Nusantara sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi regional. (*)


 

 


Padang—Di bawah tirai hujan yang turun sejak pagi, seakan membawa kesejukan dan harapan baru, Dewan Koperasi Indonesia (Dekopinda) Kota Padang menggelar Bimbingan Teknis di Hl Basko Hotel. Rintik hujan di luar jendela menjadi latar alam yang syahdu, seolah ikut mengiringi langkah para peserta yang hadir dengan semangat membangun gerakan koperasi yang lebih maju.

Acara diawali dengan khidmat melalui pembacaan Kalam Ilahi oleh Hariyanto, yang lantunannya mengalun lembut memenuhi ruangan, menyentuh hati setiap hadirin. Suasana menjadi hening, seakan setiap kata yang dibacakan menjelma doa untuk kemajuan koperasi di Ranah Minang.

Usai lantunan ayat suci, acara berlanjut dengan laporan ketua panitia, Akhiruddin. Dalam penyampaiannya, ia menggambarkan tujuan kegiatan ini sebagai upaya memperkuat kompetensi para pengurus koperasi, agar mampu beradaptasi dengan perubahan dan tantangan zaman. Kata-katanya mengalir tegas namun penuh harapan, menggambarkan tekad untuk melahirkan koperasi yang mandiri dan berdaya saing.

Sesi berikutnya diisi oleh kata sambutan Ketua Dekopinda Kota Padang, Irwan Basir Datuak Rajo Alam. Dengan gaya tutur yang tenang namun berwibawa, beliau menegaskan pentingnya sinergi dan pembaruan pola pikir dalam membangun koperasi yang lebih modern. Ia menekankan bahwa koperasi bukan sekadar wadah ekonomi, melainkan sebuah gerakan sosial yang dapat menguatkan kesejahteraan masyarakat.

Puncak acara ditandai dengan pembukaan resmi oleh Asisten Wali Kota Padang, Tarmizi. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi kepada Dekopinda atas upaya menyelenggarakan bimtek ini.Meskipun Kota Padang dalam Suasan berduka dialnda banjir, Ia berharap kegiatan tersebut menjadi energi baru bagi gerakan koperasi di Kota Padang, sekaligus mendorong lahirnya inovasi-inovasi yang mampu bersaing di era digital.

Di tengah denting hujan yang masih menetes pelan, acara ini menjadi simbol bahwa semangat membangun tak pernah padam. Dalam kesejukan cuaca, para peserta membawa pulang hangatnya ilmu dan tekad untuk memajukan koperasi, demi kesejahteraan bersama di kota Padang .



‎Padang -  Semangat ribuan warga yang memadati kawasan Kota Tua, tepatnya di halaman Masjid Muhammadan, Kelurahan Pasa Gadang, Kecamatan Padang Selatan. Mereka berkumpul demi satu tujuan, merayakan Tradisi Serak Gulo, sebuah warisan budaya unik yang kembali digelar dengan penuh kemeriahan.

‎Tradisi yang digelar oleh warga Muslim keturunan India (Himpunan Keluarga Muhammadan) ini bukan sekadar ritual tahunan, melainkan simbol kuat dari akulturasi budaya dan harmoni yang terjalin erat di Kota Padang.



Hujan Rezeki 5 Ton Gula Dibagikan

‎Puncak acara yang berlangsung mulai pukul 16.00 hingga 18.00 WIB ini ditandai dengan prosesi unik yang selalu dinanti. Sebanyak 5 ton gula pasir yang telah dikumpulkan secara swadaya selama dua hari sebelumnya dilempar dari atap masjid ke arah kerumunan warga di bawahnya.

‎Warga yang datang dari berbagai penjuru kota, tua maupun muda, tampak antusias menadah "hujan gula" tersebut dengan kain yang dibentangkan bersama-sama. Teriakan kegembiraan pecah setiap kali bungkusan-bungkusan kecil gula melayang di udara, menciptakan pemandangan kolosal yang sarat makna kebersamaan.

‎Ketua Panitia, Faisal Gaus, menyebutkan bahwa meskipun cuaca kurang bersahabat, antusiasme masyarakat tetap luar biasa. Ia juga terus mengingatkan warga untuk menjaga ketertiban selama prosesi berlangsung demi keselamatan bersama.

‎Simbol Rasa Syukur dan Sejarah Panjang

‎Tradisi Serak Gulo, yang secara harfiah berarti "tebar gula", memiliki makna filosofis yang mendalam. Gula melambangkan rasa manisnya kehidupan, keberkahan, dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

‎Secara historis, tradisi ini diyakini berakar dari India Selatan dan digelar untuk menghormati ulama besar Sahul Hamid, sosok yang berperan penting dalam penyebaran Islam, termasuk jejaknya yang sampai ke Kota Padang. Tradisi ini juga menandai masuknya tanggal 1 Jumadil Akhir 1447 Hijriah.

‎kon Wisata dan Warisan Budaya

‎Keunikan Serak Gulo telah diakui secara nasional. Sejak tahun 2023, tradisi ini resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia. Pemerintah Kota Padang pun telah memasukkan kegiatan ini sebagai salah satu agenda tetap dalam kalender pariwisata daerah.

‎Acara tahun ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kota Padang, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, serta dukungan dana pokok pikiran (Pokir) DPRD Sumbar. Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Wali Kota Padang Maigus Nasir, Anggota DPD RI Abu Bakar Jamalia, serta jajaran Dinas Pariwisata Provinsi dan Kota.

‎Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir, menegaskan komitmen pemerintah untuk terus melestarikan tradisi ini.

‎"Tradisi Serak Gulo akan terus kita pertahankan. Kawasan Masjid Muhammadan dan Kota Tua ini akan terus kita kembangkan sebagai destinasi wisata unggulan," tegas Maigus.

‎Merajut Harmoni dalam Keberagaman

‎Lebih dari sekadar atraksi wisata, Serak Gulo menjadi wadah edukasi sosial yang memperlihatkan wajah toleransi di Ranah Minang. Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang, Yudi Indra Syani, menyebut acara ini sebagai modal sosial penting.

‎"Kita ingin menegaskan bahwa perbedaan itu bukan alasan untuk berjarak, tetapi alasan untuk bersatu. Harmoni itu tidak jatuh dari langit, tapi harus kita bangun dengan kesadaran, toleransi, dan saling menghormati," ujar Yudi.

‎Sore itu di Pasa Gadang, di bawah guyuran hujan, warga Padang membuktikan bahwa kebersamaan jauh lebih manis daripada sekadar gula yang ditebar. Tradisi ini menjadi pengingat bahwa Padang adalah rumah yang ramah bagi keberagaman budaya..



‎PADANG – Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Bridge Ke-2 yang diselenggarakan di Kota Padang, Sumatera Barat, resmi berakhir pada Minggu, 23 November 2025. Ajang bergengsi yang berlangsung selama tiga hari sejak 21 November ini sukses mempertemukan para atlet "olahraga otak" terbaik dari berbagai daerah.

‎Tercatat sebanyak 38 tim yang berasal dari lima provinsi ikut ambil bagian dalam kompetisi ini. Persaingan sengit namun penuh sportivitas mewarnai jalannya pertandingan hingga hari terakhir.

‎Laporan Panitia Pelaksana Ketua Panitia Pelaksana, BM Satria, dalam laporannya menyampaikan apresiasi atas antusiasme para peserta. Ia menyebutkan bahwa tingginya partisipasi tim dari luar provinsi menunjukkan bahwa Padang semakin diperhitungkan sebagai tuan rumah penyelenggara event olahraga berskala nasional.

‎"Alhamdulillah, seluruh rangkaian pertandingan telah berjalan dengan lancar dan tertib sesuai jadwal. Kehadiran 38 tim dari lima provinsi ini menjadi bukti bahwa gairah olahraga Bridge di Sumatera dan sekitarnya sangat tinggi. Kami berharap pelayanan yang kami berikan dapat memberikan kesan positif bagi seluruh kontingen."

‎Komitmen Pembinaan GABSI Sumbar

‎Sementara itu, Ketua Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (Gabsi) Sumatera Barat, H. Daswanto, menegaskan pentingnya ajang ini sebagai wadah pembinaan. H. Daswanto, yang juga merupakan Anggota DPRD Sumbar dari Fraksi PAN, menekankan bahwa Kejurnas ini adalah momentum untuk mengasah mental juara para atlet daerah.

‎"Sebagai Ketua Gabsi Sumbar, saya bangga melihat semangat juang para atlet. Bridge bukan sekadar permainan kartu, melainkan adu strategi, kecerdasan, dan ketahanan mental. Melalui dukungan legislatif dan organisasi, kami berkomitmen untuk terus memperbanyak frekuensi kompetisi semacam ini agar lahir atlet-atlet Sumbar yang siap bersaing di kancah internasional."

‎Dukungan KONI Sumatera Barat

‎Dukungan senada disampaikan oleh Plh. Ketua Umum KONI Sumbar, Edityawarman. Ia menyoroti pentingnya regenerasi atlet melalui kompetisi yang kompetitif.

‎"KONI Sumbar memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Gabsi Sumbar dan panitia pelaksana. Event seperti ini sangat krusial sebagai tolak ukur pembinaan prestasi. Kami berharap dari Kejurnas ini, akan muncul bibit-bibit atlet potensial yang nantinya bisa mengharumkan nama Sumatera Barat pada ajang PON maupun kejuaraan dunia."

‎Penutupan Resmi oleh Pemerintah Provinsi Puncak acara ditandai dengan penutupan resmi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumatera Barat, Arry Yuswandi. Mewakili Pemerintah Provinsi, Arry menyampaikan selamat kepada para pemenang dan memotivasi tim yang belum berhasil untuk terus berlatih.

‎"Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menyambut baik dan mendukung penuh pelaksanaan Kejurnas Bridge ini. Olahraga adalah sarana strategis untuk membangun karakter disiplin dan kerja sama. Kepada para juara, pertahankan prestasi Anda. Dan kepada seluruh peserta, terima kasih telah bertanding dengan sportif di Ranah Minang. Dengan mengucap syukur, Kejuaraan Nasional Bridge Ke-2 ini secara resmi saya nyatakan ditutup."

‎Acara diakhiri dengan prosesi penyerahan piala dan uang pembinaan kepada para pemenang, serta foto bersama seluruh kontingen dan tamu undangan.(*)





PADANG -Puncak perayaan Tradisi Serak Gulo yang berlangsung di halaman Masjid Muhammadan, Pasagadang, Padang Selatan, Kota Padang, Sabtu (22/11/2025) sore, meski di guyur hujan lebat tetap  berlangsung meriah diikuti ribuan warga.

Tradisi Serak Gulo Warga Keturunan India di Padang Digelar Hari Ini

Tradisi "Serak Gulo" bakal digelar hari ini di Masjid Muhammadan, Kelurahan Pasa Gadang, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sabtu (22/11/2025).

Diketahui, tradisi Serak Gulo diadakan oleh masyarakat muslim keturunan India yang ada di Kota Padang.

Tepat pada hari ini (Sabtu/22 s.d 25), tradisi Serak Gulo kembali digelar yang kegiatannya dipusatkan di Masjid Muhammadan.

Lokasi pelaksanaan Serak Gulo atau membagikan gula ini berada di kawasan Kota Tua Kota Padang, yang ada di kawasan Batang Arau dan dekat dengan Pelabuhan Muara.

5 Ton Gula Berhasil Dikumpulkan,

Dua hari menjelang perayaan tradisi "Serak Gulo" di Masjid Muhammadan, Kelurahan Pasa Gadang, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat, total gula yang terkumpul mencapai 5 ton.

Tradisi Serak Gulo berlangsung dari pukul 16.00 hingga 18.00 WIB, menandai 1 Jumadil Akhir 1447 Hijriah.Serak Gulo, yang berarti “tebar gula”, merupakan ritual tahunan sarat makna, melibatkan penyebaran bungkusan gula dari atas masjid sebagai simbol syukur, keberkahan, dan persaudaraan antar-warga.

Tradisi ini diyakini berakar dari India Selatan dan menjadi penghormatan kepada ulama Sahul Hamid, yang berperan penting dalam penyebaran Islam di Padang.

Sejak 2023, Serak Gulo ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dan sudah menjadi iven wisata di Kota Padang.

Prosesi inti dimulai dengan menaikkan karung-karung berisi empat ton gula pasir ke atap masjid.

Setelah doa bersama tokoh agama, gula dibagikan kepada warga yang antusias, meski diguyur hujan lebat.

Panitia bekerja ekstra untuk memastikan keamanan dan kelancaran acara.Acara didukung Pemerintah Kota Padang, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, dan sebagian dana dari Pokir DPRD Sumbar.

Sejumlah tokoh hadir, antara lain Wakil Wali Kota Padang Maigus Nasir, Anggota DPD RI Abu Bakar Jamalia, serta Kepala Dinas Pariwisata Provinsi dan Kota.

Ketua Panitia, Faisal Gaus, mengingatkan warga agar menjaga ketertiban. Wakil Wali Kota Maigus Nasir menegaskan tradisi Serak Gulo akan terus dipertahankan dan kawasan ini dikembangkan sebagai destinasi wisata.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang, Yudi Indra Syani menyebut acara ini sebagai modal sosial penting yang memperkuat silaturahmi masyarakat dan sudah menjadi kalender wisata.

" Kita ingin menegaskan bahwa perbedaan itu bukan alasan untuk berjarak, tetapi alasan untuk bersatu. Harmoni itu tidak jatuh dari langit, tapi harus kita bangun dengan kesadaran, toleransi, dan saling menghormati,” ujar Yudi.

Ia menambahkan, kegiatan Serak Gulo ini bukan hanya ajang hiburan, tetapi juga wadah edukasi sosial. Di dalamnya, masyarakat bisa saling mengenal tradisi dan budaya dari berbagai kalangan di Ranah Minang.(**)




















Author Name

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.