Latest Post

Aceh Singkil-MN- Dalam rangka sosialisasi pedoman Belajar Dari Rumah (BDR), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan undang para kepala Sekolah Dasar (SD) di kabupaten tersebut, di Gedung Kesenian, Pulo Sarok, Kecamatan Singkil Rabu, 15 Juli 2020.

Khalilullah, S.Pd. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Singkil, dikonfirmasi mengatakan pihaknya mengundang para kepala sekolah bertujuan, untuk  memotivasi pelaksanaan pedoman BDR sesuai Surat Edaran (SE) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19," katanya.

Khalilullah menambahkan,  proses belajar jarak jauh khususnya di awal-awal masa pandemi Covid-19, yang telah diuji coba belum sepenuhnya maksimal, bahkan beberapa sekolah yang belum menerapkan.

Metode pelaksanaan BDR meliputi, Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ dalam jaringan (daring), menggunakan gawai maupun laptop melalui beberapa portal dan aplikasi pembelajaran daring.

Pembelajaran jarak jauh luar jaringan atau offline (luring), menggunakan televisi, radio, modul belajar mandiri dan lembar kerja, bahan ajar cetak, alat peraga dan media belajar dari benda di lingkungan sekitar.

Untuk proses pembelajaran luring dapat dilaksanakan dengan menggunakan media buku, modul, dan bahan ajar dari lingkungan sekitar, menggunakan media televisi, dan menggunakan radio.

Sedangkan bagi pendidik dalam pembelajaran daring mesti membuat mekanisme untuk berkomunikasi dengan orang tua atau wali dan siswa, membuat Rencana Program Pembelajaran (RPP) yang sesuai minat dan kondisi anak. (R)

Aceh Singkil-maklumatnews.net -
Dalam rencana pembebasan  lahan untuk perluasan  Bandar Udara  Syekh Hamzah Fansuri, Kabupaten Aceh Singkil, diperkirakan 60% dan tersisa 40%. Lagi.

Harfin Kabid pengukuran Dinas Pertanahan Aceh Singkil mengatakan Untuk proses perluasan lahan Bandara tersebut  masyarakat Kabupaten Aceh Singkil tersebut hingga saat in, masih ada sekitar 40 persen lagi inventarisir perluasan lahan Bandara yang belum diselesaikan. Rabu, 15/07/2020

Harfan menambahkan, lokasi yang telah diperluas  mencapai 8,16 Ha dari 13,6 Ha yang dibutuhkan untuk perluasan bandara.

Ia mengatakan  kendala yang dihadapi pihaknya dalam menginventarisir tanah yaitu  banyak tanah masyarakat yang tidak diketahui siapa pemiliknya. Karena dilokasi tersebut dulunya tempat pemukiman penduduk.

Pihaknya telah melakukan  upaya publikasi pemberitahuan melalui media online. Namun baru disahuti oleh dua orang pemilik tanah, ujarnya.

Pihaknya terus berupaya untuk percepatan penyelesaian proses inventarisir perluasan lahan Bandara Syekh Hamzah Fansuri, dengan mencari tahu pemilik tanah tersebut.

Secara terpisah, Selamat,  kepala Desa Kampung Baru, menyebutkan dulu dilokasi tersebut merupakan permukiman penduduk  Pagar Alam yang kini sebagian besar telah pindah ke Kampung Lae Mate Pemko Subulussalam. (R)


Ekor Koto-maklumattnews.net-Dua Periode Menjabat Walikota Padang (2004-2014), kiprah DR. H. Fauzi Bahar, MSi dalam dunia Birokrasi serta sumbangsihnya dalam perbaikan akhlak generasi penerus bangsa pada warga Kota Padang, masyarakat Sumatera Barat, bahkan rakyat Indonesia telah tercatat dengan goresan tinta Emas yang tak terbantahkan.

Diawali dengan memberangus penyakit masyarakat (Pekat) seperti Judi Togel, Kehidupan dunia malam yang sarat dengan bisnis esek-esek yang begitu merajalela dan menyengsarakan perekonomian warga Kota Padang.


Terus dilanjutkan dengan perbaikan akhlak generasi Muda yang di mulai pada level Paud, SD, SMP dan SMA bahkan pada ASN dilingkungan Pemerintah Kota Padang dengan meluncurkan program – program bernas yaitu Mewajibkan pemakaian Jilbab bagi kaum Hawa. Program Pesantren Rhamadhan, Subuh Mubarakah. Dan Program Asmaul Husna yang mengantarkan Pemerintahan Kota Padang meraih Penghargaan dari MURI.


Program Jilbab, pesantren ramadhan, subuh mubarakah dan asmaul husna telah menjadi pondasi agama yang diterapkan sejak dini oleh Fauzi Bahar, sampai sekarang betul betul terasa manfaatnya ditengah masyarakat. Hal ini mendapat pujian dari berbagai kalangan di Kota Padang dan menjadi projek percontohan Sumatera Barat, bahkan pada tingkat Nasional.


Semua hal diatas tersebut tidak bisa didapat dengan sertamerta, tapi semuanya adalah hasil dari suatu proses nan berkesinambungan dan usaha serta keuletan yang luar biasa. Dan hanya seorang yang kuat lahir bhatin lah yang bisa mewujudkannya, orang itu adalah DR.H.Fauzi Bahar, MSi.


Nah...selepas Fauzi Bahar dari Jabatan Walikota Padang, banyak yang bertanya siapakah Fauzi Bahar itu ??.


Masa Kecil Fauzi Bahar, Jualan Sayur hingga Menyewakan Buku


Fauzi Bahar lahir di Ikua Koto, Kecamatan Koto Tangah, Padang, tanggal 16 agustus 1962. Ayahnya bernama Baharudin Amin, namun lebih dikenal dengan sebutan Wali Bahar, karena pernah menjabat sebagai wali nagari pada zamannya dulu. Ibunya bernama Nurjanah Umar, seorang guru yang juga aktivis muhammadiyah. keduanya kini sudah tiada.

Fauzi Bahar anak ke-4 dari enam bersaudara. kakak tertua seorang perempuan (satu satunya perempuan) bernama Khalidah hanum, seorang guru yang mengajar di Madrasah Tsanawiyah Negeri Lubuk Buaya Padang. Dia tinggal di Ikua Koto, tepat di sebelah rumah gadang Fauzi Bahar. Berturut-turut Taufik Bahar, guru SD Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, yang tinggal di perumahan Mega Permai, Kayu Kalek, Lubuk Buaya, Padang. Fakhri Bahar, swasta, tinggal di Siteba, Padang. Fadli, adik Fauzi Bahar, tinggal di Ikua Koto, depan rumah gadang keluarganya, wiraswasta dan terakhir Fahmi, yang berkarir di TNI AL.

Masa kecil Fauzi Bahar, bukanlah masa yang enak untuk dikenang. Jangan membayangkan, sebagai seorang anak Wali Nagari Ikua Koto, maka dia akan hidup dengan senang, untuk ukuran masa itu. Tidak. Sama sekali tidak. Justru kehidupan keluarganya, sangatlah memilukan. Pekerjaan ayahnya sehari-hari adalah seorang petani, yang penghasilannya pas-pasan. Walau dibantu dari gaji ibunya seorang guru, namun tetap saja tidak cukup untuk membiayai sekolah enam orang anak mereka dan biaya hidup sehari-hari. Mereka hidup kekurangan. Untuk makan sehari-hari, serba terbatas. "Makan kami dijatah. sambal yang tersedia hanya pas untuk satu orang. Tidak boleh tambah," kata Fadli, adik Fauzi Bahar Jualan Sayur dan Kue Mangkuk


Untuk menambah penghasilan, maka mereka anak laki-laki, mulai dari Taufik Bahar, Fakhri Bahar, Fauzi Bahar hingga Fadli, diharuskan berjualan sayur-mayur. Fahmi masih belum diikutsertakan karena masih terlalu kecil. Maka berangkatlah kakak-beradik ini keliling Ikua Koto hingga Tabing untuk menjual sayur-sayuran hasil kebun mereka, berupa kangkung dan bingkuang.


Kagkung dijual di Ikua Koto dan sekitarnya, sedangkan buah Bingkuang dijual di Pasar Raya Padang. Kangkung dijual Rp. 5 per ikat. Mereka membawa 100 ikat-150 ikat setiap hari. Rata-rata, mereka bisa menghasilkan Rp. 500 per hari. "Uang hasil penjualan sayur-mayur itulah yang membantu biaya sekolah kami," kata Khalidah Hanum, kakak tertua Fauzi Bahar.


Selain dijual sendiri, ada juga yang dititipkan ke warung-warung. Uang hasil penjualan kangkung tersebut baru mereka jemput sepulang sekolah. Hal itu dilakukan usai shalat subuh hingga waktu berangkat ke sekolah tiba, sekitar pukul 06.30 pagi. Sedangkan sore hari, usai pulang sekolah, tidak ada waktu bermain bagi anak-anak keluarga Bahar. Mereka harus pergi ke kebun, untuk memetik sayur-sayuran, membawa pulang ke rumah untuk dibersihkan, dan diikat. "Kami terkadang iri melihat anak-anak lain bisa main bola sore hari, sedangkan kami harus pergi ke ladang untuk memetik sayur," ujar Fadli.


Di sela-sela kegiatan rutin pergi sekolah, memetik sayuran, jualan sayur dan kue mangkuk, hal pokok yang tidak pernah ditinggalkan Fauzi Bahar adalah belajar mengaji di Surau Tabek, yang berada persis di depan rumahnya. Sikap keras ayahnya, yang sangat disiplin dalam menanamkan ajaran Islam dalam diri anak-anaknya, khususnya Fauzi Bahar, inilah yang menjadi modal dasar penerapan dan pendidikan aqidah Islam yang dilakukannya selama ini.


Kehidupan yang serba sulit tersebut dijalaninya sampai Fauzi Bahar berkuliah di IKIP Padang, tahun 1982-1987. Semasa kuliah di Fakultas Ilmu Pendidikan dan Kesehatan (kini FIK), Fauzi Bahar juga berusaha untuk meringankan biaya kuliahnya, dengan cara membantu saudara sepupunya yang membuka usaha taman bacaan dan penyewaan buku, di Tabing, tepatnya di belakang SMP 13 Padang. Dari usaha sampingan ini, Fauzi Bahar menyisihkan rupiah-demi rupiah untuk ditabung. Kelak dari hasil tabungannya inilah, yang dipakai Fauzi Bahar untuk biaya pendidikannya menjalani wajib militer (wamil) TNI AL.


Anak yang Soleh Fauzi Bahar adalah tipikal anak idaman orang tua. Betapa tidak, sejak kecil, dia sudah sangat berbhakti kepada kedua orang tuanya. Semua perintah ayahnya, dilaksanakan tanpa pernah berkeluh-kesah. Disuruh shalat, dia shalat. Bahkan lebih dari itu, dia rajin sembahyang tahajud. Diperintahkan puasa, dia berpuasa. Bahkan dia juga tidak pernah lupa untuk berpuasa Senin-Kamis.


Fauzi Bahar tidak ketinggalan belajar silat, yang merupakan seni tradisi anak nagari Minangkabau. Dia belajar silat di perguruan Pat Ban Bu (Empat Banding Budi) di Ikua Koto. Bahkan setelah tamat belajar silat, dia menjadi pelatih silat di perguruan Pat Ban Bu tersebut.


Fauzi Bahar adalah anak yang sangat sayang kepada kedua orang tuanya, khususnya kepada ibunya Hj Nurjanah Umar. “Saking sayangnya, setiap hari Fauzi membuatkan air Bungo Rayo untuk Ibu. Kami saja tidak bisa seperti itu,” kata Fadli. Fauzi Bahar setiap hari juga menyediakan air wudhu untuk ibunya, yang diletakkan di bawah tangga rumah gadang mereka. Ia tak ingin ibunya harus berjalan naik tangga-turun tangga, menuju kamar mandi yang terletak di beberapa meter di samping rumah mereka.


Ada cerita pilu ketika Fauzi muda diterima menjadi anggota TNI AL melalui jalur wamil, setamat kuliah dulu. Ketika berita gembira itu disampaikan kepada ibunya, apa jawab ibunda tercinta? “Ibu tidak ada uang Zi. Sama sekali tidak ada uang. Sama apa ibu akan membiayai perjalananmu ke Jawa? Kata ibunya pilu. Kakak dan adik Fauzi Bahar yang mendengar kalimat ibu mereka, tak kuasa menahan air mata yang menetes perlahan.


Tapi dengarlah jawab Fauzi Bahar. “Tidak apa-apa bu. Saya mohon doa restu ibu saja, agar saya sukses di karier yang saya pilih ini.” Tidak ada yang tahu,darimana Fauzi Bahar memperoleh uang untuk biaya perjalananya ke Jawa. Dia tidak pernah memberitahukan. “Sampai sekarang, kami tidak tahu darimana dia mendapat uang. Mungkin dari tabungannya selama ini,” kata Khalidah Hanum.


Tekad yang kuat, pantang menyerah menghadapi masalah, taat beribadah, dan restu Ibunda tercinta, akhirnya membawa Fauzi Bahar sukses dalam kariernya, hingga kemudian menjadi Walikota Padang.
selalu komitmen dalam pembinaan mental dan akhlak melalui Agama Islam. Sejalan dengan itu, dampak positif dari selalu mengumandangkan nama-nama Allah Swt yang baik dan indah itu, Alah swt selalu melindungi alam Kota Padang.


Sosok Fauzi Bahar seorang pemimpin yang paling mudah bergaul dengan siapapun, dia tak pernah membedakan orang dalam pergaulan, siapapun dijadikan teman yang baik sebagai sahabat.

Padang--Maklumattnews.net--Forum Masyarakat Minangkabau (FMM) Adakan audiensi "Menolak Turis Cina Masuk ke Sumbar" dengan Wakil Ketua DPRD Sumbar, Irsyad Syafar, di ruangan rapat DPRD Sumbar,  Senin (27/01/2020)

Juru bicara FMM Jell Fathullah mengatakan,  kami meminta agar semua turis cina keluar dari sumbar 2x24 Jam dari waktu kedatangan.

Ini bukan masalah rasis, tapi masalah keselamatan masyarakat, dikarenakan mewabahnya virus yang telah banyak menelan korban jiwa dari belahan dunia,  ujarnya.

"Selain itu, kita minta Pemprov SelainSumbar tidak menerima wisatawan asal China sampai wabah corona dinyatakan aman oleh WHO," kata Jell.

Selanjutnya, Jell juga meminta pembatalkan jadwal kedatangan wisatawan asal China berikutnya tanggal 31 Januari 2020.

"Kita juga menolak atau melarang semua impor makanan dalam bentuk apapun dari China", Pungkasnya

"Kami menyatakan kecewa pada Pemprov Sumbar yang telah menyambut kedatangan turis Cina di Sumbar pada (26/01/2020), tuturnya.

"Sangat disayangkan sekali penyambutan yang dilakukan Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno kepada wisatawan Tiongkok dengan tari pasambahan" Ungkapnya,

"Yang datang itu bukan tamu pemerintahan, namun turis yang berkemungkinan membawa wabah penyakit. Ini yang sangat kita sayangkan," jelas Jell.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Sumbar, Irsyad Syafar yang menerima perwakilan FMM tersebut mengatakan akan meneruskan aspirasi tersebut.

"Sebagai lembaga wakil rakyat, kita terima aspirasi ini dan kita teruskan ke Pemprov," katanya. (Ir*)


Padang--Maklumatnews.net-- Warga Muslim Keturunan India Gelar event Tradisi Serak Gulo (tebar gula-red),  merupakan event perdana ditahun 2020

Pelaksanaan Serak Gulo tersebut dilaksanakan di jl. Pasar Batipuh atau tepatnya di depan Masjid Muhammadan Pasa Gadang, Kecamatan Padang Selatan, Sabtu sore (25/1/2020).

Dalam kesempatan itu, terlihat ratusan orang tak hanya warga Muslim keturunan India Kota Padang, namun warga lainnya juga ikut mengikuti tradisi tersebut. Sebanyak 8 ton lebih gula pasir yang dibungkus kecil-kecil dengan kain perca berwarna warni itu dibagikan.
Prosesinya ditandai dengan dilemparkannya gula tersebut oleh sekitar 15 orang pria dewasa termasuk pejabat terkait dari atas atap Masjid Muhammadan serta panggung lainnya yang berada di sisi kanan dan kiri masjid. Sebelum tebar gula dimulai, ritual diawali dengan doa bersama, kemudian pemasangan bendera pada bagian atas masjid pada seutas tali dengan panjang 20 meter.

Juga hadir dikesempatan itu Anggota Komisi II DPR RI Mardani Ali Sera, Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit, Wakil Ketua DPRD Padang Arnedi Yarmen, unsur Forkopimda Sumbar dan Padang, pimpinan OPD Sumbar dan Padang serta unsur penting lainnya.

Wali Kota Mahyeldi mengatakan, kegiatan tradisi Serak Gulo ini juga telah menjadi daya tarik tersendiri bagi pariwisata Kota Padang. Dimana event tersebut sudah masuk dalam kalender tahunan pariwisata Kota Padang sejak 2018 lalu.

"Kegiatan Serak Gulo ini adalah kegiatan yang unik dan satu-satunya dilaksanakan di Indonesia. Maka itu atas nama Pemerintah Kota Padang, kita sangat menyambut baik kegiatan ini dan berharap semoga terus berlanjut hingga masa-masa yang akan datang," ungkap Mahyeldi dalam sambutannya.

Menurut Mahyeldi, acara serak gulo ini juga menjadi ajang silaturahmi sekaligus membangun semangat kebersamaan di antara masyarakat Muhammadan dan seluruh masyarakat Kota Padang.

"Ini menandakan proses akulturasi di Kota Padang sudah terjalin sangat kuat sekali. Dan hal ini harus terus kita pertahankan," imbuh Mahyeldi yang dipanggil "Mamo" atau mamak oleh warga muslim keturunan India di Padang itu.

"Maka itu terima kasih kepada panitia pelaksana serta semua pihak yang mendukung kesuksesan acara ini. Mari kita selalu bahu membahu untuk membangun Kota Padang dan mari kita hadirkan upaya-upaya dan prestasi-prestasi untuk kemajuan pembangunan Kota Padang yang kita cintai ini," tukasnya.

Sementara itu, Ketua Himpunan Keluarga Muhammadan (HKM) Padang, Ali Khan Abu Bakar mengatakan, tradisi Serak Gulo' oleh warga muslim keturunan India di Kota Padang ini adalah satu-satunya di Indonesia. Dulu kegiatan serupa juga pernah dilaksanakan di India dan Singapura.
"Tradisi Serak Gulo merupakan perwujudan rasa syukur atas rezeki yang didapat selama setahun ini. Tradisi juga digelar untuk memperingati kelahiran ulama Islam asal India, Shahul Hamid. Dia disebut sebagai orang yang sudah berjuang untuk menegakkan Islam di India dan lahir pada tanggal 30 Jumadil Awal yang diperingati sebagai tanggal gelaran Serak Gulo ini," ungkapnya. (Ir*)

PADANG--Maklumattnews.net-- Pemerintah Kota Padang melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) terus berkomitmen untuk menjadikan Kota Padang menjadi Kota yang tertib, indah, aman dan nyaman untuk dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun wisatawan asing, Semua itu buktikan Satpol PP dengan mendirikan beberapa Pos Pelayanan dan Pengawasan di beberapa titik lokasi di Kota Padang.

Alfiadi Kasat Pol PP Padang mengatakan, Pos Pelayanan dan Pengawasan ini baru didirikan di beberapa titik. "Pos Pelayanan dan pengawasan ini merupakan salah satu bentuk pencegahan pelanggaran Perda atau Perkada, seperti pak ogah, anjal, pengemis, gelandangan, anak Punk, serta pelanggaran Perda lainnya", kata Alfiadi Kasat Pol PP Padang, Jum'at (24/01/2020).

Dilanjutkan Alfiadi, untuk jumlah Pos yang akan didirikan belum bisa dipastikan, berkemungkinan Pos tersebut akan terus bertambah. "Untuk menanyakan berapa banyaknya belum bisa kita pastikan, yang jelas disetiap tempat yang kita anggap rawan terhadap pelanggaran Perda, akan kita dirikan Posko serta akan kita tugaskan anggota disana", ucap Alfiadi.

Selain itu Kasat Pol PP Padang, Alfiadi berharap dan menghimbau kepada masyarakat Kota Padang, agar lebih taat terhadap aturan yang berlaku, demi terciptanya Kota Padang yang tertib, aman dan nyaman.

"Kita himbau kepada masyarakat kota Padang, mari taati peraturan yang berlaku, jangan langgar peraturan yang ada, agar kota Padang Kita ini menjadi kota yang tertata dan layak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun wisatawan Asing", tutup Alfiadi.

Sumber: (Satpol-PP Padang)

Author Name

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.