Latest Post



Dalam komitmennya memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Kota Padang menunjukkan respons cepat dalam menangani setiap laporan kebocoran pipa yang masuk dari warga. Tindakan ini tak hanya mencerminkan kesigapan teknis, tetapi juga menjadi bentuk nyata kepedulian terhadap kebutuhan dasar masyarakat akan air bersih.

Setiap kali laporan masuk baik siang maupun malam tim teknis Perumda Air Minum langsung bergerak ke lapangan untuk melakukan pengecekan dan perbaikan. Hal ini dilakukan guna mencegah meluasnya dampak kebocoran, seperti terganggunya distribusi air, penurunan tekanan air, hingga potensi kerusakan jalan dan lingkungan sekitar.

"Gerak cepat dalam perbaikan kebocoran adalah keharusan. Kami tidak bisa menunggu, karena air bersih adalah kebutuhan vital bagi masyarakat," ujar Kasubag Humas Perumda Air Minum Kota Padang, Adhie Zein, menyampaikan keterangan resmi dari Direktur Teknik Perumda Air Minum Kota Padang, Andri Satria, kepada Dirgantaraonline.co.id, Selasa (24/6/2025).

Menurut Andri Satria, setiap laporan yang diterima melalui layanan pengaduan pelanggan langsung ditindaklanjuti dengan pelacakan lokasi, identifikasi titik kebocoran, dan pengerahan tim teknis lengkap dengan peralatan yang dibutuhkan.

“Kami sudah memiliki sistem respons cepat. Begitu laporan diterima, tim kami akan langsung mengecek dan memperbaiki, tidak peduli waktu. Bahkan di malam hari, jika perlu, pekerjaan tetap dilaksanakan agar suplai air bisa segera kembali normal,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa tindakan cepat ini bukan hanya soal teknis, tetapi juga menyangkut kepercayaan publik. "Jika masyarakat sudah percaya kepada kami untuk memenuhi kebutuhan air, maka sudah menjadi tanggung jawab kami untuk tidak mengecewakan mereka. Setiap tetes air yang keluar dari pipa bocor itu adalah kerugian besar, bukan hanya secara ekonomi, tapi juga terhadap pelayanan," tambahnya.

Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah titik kebocoran telah berhasil ditangani, mulai dari wilayah perkotaan hingga pinggiran. Dalam beberapa kasus, kerusakan terjadi akibat tekanan air yang tinggi atau usia pipa yang sudah tua. Untuk mengantisipasi hal ini, Perumda Air Minum juga tengah menyusun program revitalisasi jaringan perpipaan secara bertahap.

Tak hanya itu, pihak Perumda juga mendorong partisipasi aktif masyarakat untuk segera melaporkan jika menemukan tanda-tanda kebocoran, seperti genangan air yang tidak biasa atau suara mendesis dari bawah tanah.

“Kami ingin masyarakat menjadi bagian dari solusi. Laporan yang cepat akan mempercepat tindakan kami. Kami juga menyediakan berbagai kanal pelaporan seperti call center, WhatsApp layanan pelanggan, dan media sosial resmi,” ujar Adhie Zein.

Dengan sinergi antara masyarakat dan Perumda, diharapkan distribusi air bersih di Kota Padang dapat terus terjaga dengan baik dan merata, tanpa gangguan berarti.



(Dokumentasi istimewa)

Padang - Danau Cimpago merupakan salah satu destinasi wisata menarik yang ada di Kota Padang. Destinasi wisata ini kini menjadi salah satu ikonik dan sudah tertata dengan rapi sehingga memanjakan pengunjung yang datang.

Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) V Padang, melalui Satuan Kerja (Satker) Operasi dan Pemeliharaan (OP) terus berkomitmen untuk menjaga Danau Cimpago bisa terus bersih dan indah.

Tempat wisata ini ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal dan sekitarnya. Selain bisa menikmati pemandangan Danau Cimpago, wisawatan juga bisa mencoba wahana rekreasi air yang seru.

Salah satu daya tarik dari Danau Cimpago yang ada di Kota Padang adalah pemandangannya yang indah. Di mana danau ini dikelilingi dengan kawasan hijau dan juga kawasan bermain yang tertata dengan rapi.

Pemandangan semakin indah dengan air danau yang tenang, walaupun yang sangat disayangkan ada sampah yang berada di area danau. Sehingga menjadi kewajiban seluruh pengunjung yang datang untuk tidak membuang sampah sembarangan.

Danau ini merupakan salah satu destinasi wisata yang memiliki fasilitas lengkap. Di sini ada wahana untuk bermain air seperti perahu bebek, tempat duduk untuk bersantai, wahana permainan untuk anak-anak hingga area untuk jogging dan olahraga.

Kepala BWSS V Padang Naryo Widodo melalui Kasatker OP SDA Midian Wahyu Tukuboya, ST. MT menyatakan bahwa untuk memastikan Danau Cimpago bisa dinikmati oleh masyarakat yang ingin berwisata, semua aset wajib berfungsi dengan baik, BWSS V Padang juga rutin melakukan pengecekan alat-alat penunjang rumah-rumah Danau Cimpago Padang.

Adapun semua aset wajib berfungsi secara optimal, BWSS V Padang melakukan kegiatan pemeliharaan rutin maupun berkala terhadap fasilitas pendukung polder seperti, penggantian dan perbaikan motor pintu-pintu elektrik, panel listrik pintu polder,penggantian atap rumah jaga, kusen pintu dan jendela polder, rehab rumah pelindung pintu air polder, pungkasnya.

Dirinya juga mengatakan bahwa kegiatan ini hampir tidak terlihat namun perannya sangat menentukan untuk tetap optimalnya fungsi dan terpeliharanya polder Danau Cimpago, terangnya.()



Ancaman banjir, pencemaran lingkungan, hingga merebaknya penyakit semakin meningkat akibat kebiasaan membuang sampah sembarangan di wilayah sungai. Perumda Air Minum (PDAM) Kota Padang mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan sungai sebagai bagian vital dari sumber kehidupan dan kesehatan bersama.

Menurut penjelasan PDAM, penumpukan sampah di sungai dapat menyebabkan aliran air tersumbat, terutama saat musim hujan. Hal ini kerap menjadi penyebab utama banjir di kawasan permukiman yang berada di dekat aliran sungai. Tidak hanya mengganggu aktivitas warga, banjir juga mempercepat pencemaran air dan memunculkan berbagai penyakit menular.

Kondisi air sungai yang tercemar menjadi tempat tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme patogen, yang berisiko menimbulkan wabah penyakit seperti diare, demam berdarah, dan infeksi kulit. Ketika air sungai yang kotor ini tercampur dengan sistem distribusi air bersih saat banjir, maka kualitas air pun ikut tercemar, membahayakan masyarakat luas.

“Kualitas air yang menurun sangat berpengaruh terhadap pelayanan kami kepada masyarakat. Jika air baku yang kami kelola sudah tercemar sejak dari hulu, maka proses pengolahan akan menjadi lebih sulit dan berbiaya tinggi,” ungkap Kasubag Humas PDAM Kota Padang, Adhie Zein, mewakili Dirut Perumda Air Minum Kota Padang, Hendra Pebrizal, pada Kamis (20/6).

Ia menjelaskan bahwa pencemaran juga berpengaruh besar terhadap keseimbangan ekosistem sungai. Limbah yang dibuang ke dalam air menyebabkan kadar oksigen menurun, yang membahayakan kehidupan flora dan fauna sungai. Bahkan, senyawa kimia dari limbah rumah tangga dan industri bisa memicu reaksi kimia berbahaya yang mempercepat degradasi lingkungan air.

“Pak Dirut selalu menekankan bahwa air bukan hanya kebutuhan dasar, tetapi juga tanggung jawab bersama. Sungai adalah urat nadi kehidupan. Ketika sungai rusak karena ulah manusia, maka kita juga yang akan menerima akibatnya,” tambah Adhie Zein.

PDAM Kota Padang terus mengintensifkan kampanye edukasi kepada masyarakat, baik melalui media sosial, sekolah, maupun kerja sama dengan kelurahan dan RT/RW, untuk mengajak masyarakat lebih peduli terhadap lingkungan. Kampanye bertajuk "Jaga Sungai, Jaga Kehidupan" ini menekankan bahwa menjaga kebersihan sungai adalah bagian dari menjaga kesehatan dan keselamatan bersama.

“Kami harap kesadaran kolektif ini tumbuh dari rumah masing-masing. Mulai dari tidak membuang sampah ke selokan, tidak membuang limbah rumah tangga ke sungai, hingga ikut serta dalam kegiatan bersih sungai yang rutin kami adakan bersama masyarakat,” tutup Adhie.

Dengan langkah nyata dan kesadaran bersama, PDAM optimistis kualitas air dan lingkungan sungai dapat terus ditingkatkan demi masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan.



Sebagai bentuk nyata dari komitmen terhadap pengembangan dunia pendidikan dan peningkatan pemahaman generasi muda tentang sistem penyediaan air bersih, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Kota Padang menerima kunjungan lapangan dari puluhan mahasiswa Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas (UNAND), Jumat (20/6/2025).

Kegiatan ini berlangsung di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Lubuk Paraku, salah satu fasilitas utama Perumda yang menjadi tulang punggung penyediaan air bersih bagi masyarakat Kota Padang. Sebanyak 80 orang mahasiswa yang hadir tampak antusias mengikuti paparan, diskusi, dan berkeliling area instalasi untuk menyaksikan secara langsung proses pengolahan air dari sumber hingga layak konsumsi.

Kunjungan tersebut turut didampingi oleh Asisten Manajer Produksi Perumda Air Minum Kota Padang, Dicky Wahyu Perdana, yang secara langsung memberikan penjelasan teknis kepada para mahasiswa mengenai tahapan proses pengolahan air, mulai dari pengambilan air baku, proses koagulasi-flokulasi, sedimentasi, filtrasi, hingga desinfeksi. Dalam kunjungan ini, para mahasiswa secara khusus mempelajari proses penjernihan air di IPA Lubuk Paraku yang memiliki kapasitas produksi sebesar 200 liter per detik (LPS).

Dari Teori ke Lapangan: Mahasiswa Diberi Akses Langsung ke Dunia Industri

Bagi para mahasiswa Teknik Lingkungan UNAND, kunjungan ini menjadi momentum berharga dalam memahami penerapan ilmu yang mereka pelajari di bangku kuliah secara praktis dan riil. Tak hanya itu, mereka juga diberikan ruang untuk berdialog langsung dengan para praktisi lapangan, serta berdiskusi mengenai tantangan dan solusi dalam pengelolaan sistem air bersih di daerah perkotaan.

“Biasanya kami hanya mempelajari proses ini di kelas, lewat buku atau video. Tapi di sini kami bisa menyentuh langsung alatnya, melihat parameter kualitas air, dan tahu bagaimana sistem distribusi dilakukan. Ini pengalaman yang sangat membuka wawasan kami,” ujar Iksan, salah satu mahasiswi peserta kunjungan.

Kegiatan ini dipimpin langsung oleh M. Iksan Abdillah selaku ketua kelompok mahasiswa, yang turut menyampaikan apresiasi atas kesempatan berharga yang diberikan Perumda Air Minum Kota Padang.

Kolaborasi Dunia Usaha dan Pendidikan Perlu Terus Diperkuat

Direktur Utama Perumda Air Minum Kota Padang, Hendra Pebrizal, melalui Kepala Subbagian Humas Perumda Air Minum Kota Padang, Adhie Zein, menyampaikan bahwa Perumda sangat membuka diri terhadap kunjungan edukatif dari institusi pendidikan sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan.

“Kami percaya, investasi dalam bidang pendidikan adalah investasi jangka panjang untuk masa depan kota ini. Mahasiswa hari ini adalah calon insinyur, perencana, dan pengambil kebijakan di masa depan. Karena itu, penting bagi kami untuk turut memberi ruang bagi mereka memahami sistem penyediaan air bersih secara langsung,” ujar Adhie Zein mewakili Dirut Hendra Pebrizal.

Ia juga menambahkan bahwa Perumda siap menjalin kerja sama lebih lanjut dengan universitas dan lembaga pendidikan lain untuk kegiatan magang, riset, atau pengembangan inovasi teknologi pengolahan air bersih yang berkelanjutan.

Proses Nyata dan Tantangan Lapangan: Penjelasan Teknis oleh Pihak Produksi

Dalam sesi pemaparan teknis, Dicky Wahyu Perdana, Asisten Manajer Produksi Perumda Air Minum Kota Padang, menjelaskan secara rinci bagaimana IPA Lubuk Paraku mengolah air baku yang bersumber dari Sungai Lubuk Paraku menjadi air siap minum yang memenuhi standar Kesehatan WHO dan Permenkes.

“Setiap hari, kami memproses 200 liter kubik air perdetik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Prosesnya tidak sesederhana membuka keran. Ada berbagai tahapan pengolahan yang harus dilakukan dengan standar kualitas tinggi, termasuk pengujian parameter kimia dan mikrobiologi secara rutin,” jelas Dicky.

Ia juga menjelaskan bahwa tantangan utama yang dihadapi adalah kondisi kualitas air baku yang cenderung fluktuatif akibat musim hujan, pencemaran lingkungan, dan sedimentasi tinggi. Oleh karena itu, diperlukan sistem pemantauan dan respons cepat agar kualitas air yang disalurkan tetap aman dikonsumsi masyarakat.

Membuka Jalan Menuju Generasi Profesional yang Siap Terjun ke Industri

Melalui kunjungan ini, Perumda Air Minum Kota Padang tidak hanya berbagi pengetahuan, tetapi juga berupaya membentuk jembatan antara dunia akademik dan industri. Mahasiswa mendapatkan pembelajaran berharga, dan perusahaan memperoleh semangat baru dari antusiasme generasi muda yang akan menjadi bagian dari masa depan pengelolaan air bersih Indonesia.

Kegiatan ini sekaligus menegaskan bahwa keberhasilan pengelolaan air tidak hanya ditentukan oleh teknologi, tetapi juga oleh sinergi antara pengetahuan, sumber daya manusia, dan kemauan untuk terus belajar dan berkembang.


 

Ketua Pokdarwis Air Manis Akui tidak Lakukan Pungli dan Sudah ada Kesepakatan Secara Resmi

Padang — Keputusan Dinas Pariwisata Kota Padang membekukan aktivitas Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pantai Air Manis menuai sorotan tajam. Ketua Pokdarwis, Hendro, menyuarakan kekecewaannya karena sanksi tersebut dijatuhkan tanpa klarifikasi, bahkan disertai tuduhan serius berupa praktik pungutan liar (pungli).

“Sangat disayangkan, Pokdarwis kami dibekukan tanpa pemberitahuan maupun proses klarifikasi terlebih dahulu. Apalagi saya pribadi disebut-sebut sebagai pelaku pungli, padahal saya tidak berada di lokasi saat kejadian,” ujar Hendro saat ditemui pada Kamis (19/6/2025).

Pembekuan ini dilakukan pasca viralnya video di media sosial yang menampilkan dugaan pungli terhadap wisatawan asal Malaysia pada 9 Juni lalu. Dalam video tersebut, terlihat seorang pria mengenakan seragam yang diduga melakukan pemungutan biaya tanpa karcis resmi. Tak lama setelah video itu menyebar, Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang, Yudi Indrasani, memberikan pernyataan bahwa salah satu pelaku dalam video adalah Ketua Pokdarwis Pantai Air Manis.

Namun tudingan itu dibantah keras oleh Hendro. Ia menegaskan bahwa dirinya tidak berada di lokasi saat peristiwa tersebut terjadi. “Saat itu saya tidak bertugas dan tidak berada di tempat kejadian. Namun karena saya juga menjabat sebagai Wakil Ketua Pemuda, saya ikut mendampingi rekan-rekan ketika dipanggil oleh pihak Polsek Padang Selatan,” jelasnya.

“Tidak Ada Unsur Pungli, Semua Sudah Disepakati Secara Resmi”

Hendro mengungkapkan bahwa dalam pemeriksaan oleh pihak kepolisian, tidak ditemukan unsur pelanggaran hukum. Bahkan, menurutnya, aktivitas pemungutan yang dilakukan sudah melewati proses kesepakatan bersama antara berbagai unsur masyarakat.

“Kami punya dokumentasi lengkap, mulai dari surat undangan rapat hingga notulen pertemuan resmi antara kelurahan, ninik mamak, tokoh masyarakat, dan pihak PSM (Perusahaan Sejahtera Mandiri). Itu terjadi pada Desember 2023, jauh sebelum Pokdarwis ini berdiri,” ungkap Hendro.

Dalam kesepakatan tersebut, disetujui bahwa kelompok penjaga keamanan anak nagari bertugas dari pukul 17.00 WIB hingga pukul 08.00 WIB. Mereka diberi wewenang melakukan penarikan retribusi dengan kontribusi mingguan sebesar Rp500.000 untuk nagari dan tambahan Rp100.000 dari penjualan karcis.

“Kalau itu dianggap pungli, lalu bagaimana nasib kesepakatan adat dan peran tokoh masyarakat? Ini bukan inisiatif sepihak, ada struktur sosial yang bekerja di baliknya,” ujarnya penuh keprihatinan.

Minim Pembinaan, Tapi Langsung Dijatuhi Sanksi

Hendro juga menyoroti minimnya perhatian dari Dinas Pariwisata Kota Padang terhadap Pokdarwis Air Manis. Sejak resmi berdiri pada 12 Januari 2024, ia mengaku belum pernah mendapatkan pembinaan, pelatihan, atau pendampingan dari instansi terkait.

“Dinas Pariwisata Kota tidak pernah turun langsung membina atau melatih kami. Satu-satunya pengalaman belajar yang kami dapatkan hanya dari Dinas Pariwisata Provinsi, itu pun karena sisa kuota dari Pokdarwis lain. Kami merasa seperti anak tiri dalam pengembangan wisata ini,” ujar Hendro.

Menurutnya, keputusan membekukan Pokdarwis justru semakin memperlemah upaya masyarakat lokal dalam mendukung sektor pariwisata yang berkelanjutan. Ia menekankan bahwa keberadaan Pokdarwis sejatinya bertujuan membantu pemerintah, bukan justru menjadi sasaran tanpa perlindungan.

Harapan untuk Kejelasan dan Pembinaan

Di tengah polemik yang berkembang, Hendro berharap semua pihak, khususnya Dinas Pariwisata Kota Padang, bisa lebih terbuka dan adil dalam menyikapi persoalan ini. Ia meminta agar mekanisme klarifikasi dijalankan secara transparan, serta ada evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengelolaan kawasan wisata.

“Kami ingin duduk bersama, mencari solusi. Jika ada kekeliruan, mari dibina, bukan langsung dibinasakan. Pokdarwis bukan kelompok liar. Kami berdiri dengan niat membantu, bukan mencederai. Kami berharap ada kejelasan, pembinaan, dan komunikasi yang sehat ke depan,” pungkas Hendro.

Catatan: Menata Ulang Peran Pokdarwis

Kasus ini seolah menjadi potret bahwa relasi antara masyarakat lokal dan pemerintah dalam pengelolaan pariwisata masih belum sepenuhnya selaras. Di satu sisi, warga didorong untuk aktif menjaga dan mengembangkan destinasi, namun di sisi lain, mereka rentan terjebak dalam kebijakan yang minim dialog dan transparansi.

Pembekuan sepihak terhadap Pokdarwis Air Manis tanpa investigasi menyeluruh dan tanpa pembinaan yang memadai bisa menjadi preseden buruk bagi pengelolaan wisata berbasis komunitas. Apakah semangat pemberdayaan itu benar-benar hidup, atau hanya retorika dalam dokumen perencanaan?

(Mond)





Menanggapi informasi yang beredar di media sosial dan pemberitaan terkait dugaan penyalahgunaan kendaraan dinas berpelat BA 8460 AAA milik Perumda Air Minum Kota Padang, kami menyampaikan bahwa manajemen Perumda telah menerima laporan tersebut dan saat ini tengah melakukan penelusuran secara internal.

"Perumda Air Minum Kota Padang akan menindaklanjuti informasi tersebut. Kami sedang melakukan pengecekan lebih lanjut guna memastikan apakah informasi tersebut benar atau tidak," ujar Adhie Zein, Kepala Subbagian Humas Perumda Air Minum Kota Padang, saat dihubungi dirgantaraonline.co.id pada Minggu (15/6/2025) melalui sambungan telepon.

Kami memahami perhatian dan kepedulian masyarakat terhadap penggunaan fasilitas negara yang semestinya dipergunakan secara bertanggung jawab. Untuk itu, kami memastikan bahwa setiap laporan akan ditanggapi dengan serius dan ditindaklanjuti secara profesional sesuai aturan yang berlaku.

Perumda Air Minum Kota Padang berkomitmen untuk menjunjung tinggi integritas dan transparansi dalam pelaksanaan tugas. Jika dalam proses penelusuran nantinya terbukti terjadi pelanggaran atau penyimpangan, tentu akan ada langkah tegas sesuai ketentuan yang berlaku.

Kami juga mengimbau kepada seluruh pihak untuk menahan diri dari kesimpulan prematur agar tidak terjadi kesalahpahaman di tengah masyarakat. Biarkan proses klarifikasi dan investigasi berjalan dengan objektif, demi kebaikan bersama.

Terima kasih atas perhatian dan kepercayaan masyarakat kepada Perumda Air Minum Kota Padang.


Author Name

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.