Sekda Dafrul Pasi Launching Proyek Perubahan SEMANGAT BERBAGI Di SMA 3 Payakumbuh, Siswa Sekolah Manfaatkan Transportasi Online


Payakumbuh --- Penjabat Wali Kota Payakumbuh Rida Ananda yang diwakili Sekretaris Daerah Kota Payakumbuh Dafrul Pasi melaunching proyek perubahan Strategi Penguatan Managemen Transportasi Berbasis Teknologi Informasi (SEMANGAT BERBAGI) saat pelaksanaan Sosialisasi Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan bersama Dinas Provinsi Sumatera Barat yang diselenggarakan di SMAN 3 Payakumbuh, Selasa (18/7).


SEMANGAT BERBAGI ini adalah proyek perubahan dari Project Leader Devitra, S.Sos, M.Si, Kadis Perhubungam Kota Payakumbuh yang sedang mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN II) Lembaga Administrasi Negara RI.


Acara tersebut diikuti oleh perwakilan siswa/i dari SLTA sederajat dan perwakilan majelis guru dari masing-masing sekolah se Kota Payakumbuh dengan total peserta 100 orang. Sementara itu, narasumber pada kegiatan sosialisasi ini dari BPTD Wilayah III Sumbar, Dishub Provinsi Sumbar, Satlantas Polres Payakumbuh, Kadishub Kota Payakunbuh, dan dari Asuransi Jasa Raharja.


Siswa yang mengikuti kegiatan ini tampak bersemangat. Hal ini diapresiasi oleh Sekdako Dafrul Pasi usai melepas balon ke udara tanda secara resmi implementasi proyek perubahan itu dimulai.


Dalam sambutannya, Sekda Kota Payakunbuh Dafrul Pasi sangat mendukung implementasi proyek perubahan ini dengan pemanfaatan transportasi online berdasarkan zonasi tempat tinggal siswa. Tingginya kontribusi siswa sekolah dalam angka kecelakaan lalu lintas membuat banyak pihak khawatir, maka perlu dicarikan solusi untuk mengatasinya, salah satunya dengan pemerintah bekerja sama dengan instansi terkait dan penyedia layanan transportasi online.


"Insyaallah perlahan kita siapkan sarana dan prasarana yang representatif guna memberikan layanan lalu lintas yang mumpuni bagi pelajar dan warga di Kota Payakumbuh. Dan kami berharap proyek perubahan ini dapat didukung oleh semua stakeholder terkait dalam rangka mengurangi angka kecelakaan lalu lintas, mengatasi kemacetan dan menjadi solusi mengatasi kurang jumlah angkutan kota yang yang terintegrasi antar wilayah di Kota Payakumbuh," ujarnya.


Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Payakumbuh Devitra mengatakan siswa sekolah termasuk kelompok masyarakat yang belum layak atau diperbolehkan untuk menggunakan kendaraan bermotor, karena sekitar 50 persen dari mereka belum mengantongi memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM), sementara pelajar SMA/SMK/MA terlihat banyak yang masih menggunakannya ke sekolah, bahkan ada juga siswa SMP/MTs.


Fenomena ini, kata Devitra, berkontribusi terhadap naiknya angka kecelakaan yang korbannya siswa sekolah, secara psikologis anak usia 17 tahun kebawah belum matang untuk dibiarkan menggunakan kendaraan bermotor, imbasnya tingginya angka kecelakaan terutama kasus kecelakaan siswa sekolah.


Berdasarkan data yang ada, menunjukan angka kecelakaan di wilayah hukum Polres Payakumbuh tahun 2021 sebanyak 151 kasus dan korbannya dari kalangan pelajar sebanyak 73 orang (48,34%). Sedangkan jumlah kecelakaan tahun 2022 sebanyak 179 kasus dan korban dari pelajar sebanyak 97 orang (54%). Jumlah kecelakaan tahun 2023 (sampai bulan April) sebanyak 42 kasus dengan korban pelajar sebanyak 12 orang (28,57%).


"Di samping itu, emisi gas buang kendaraan bermotor berkontribusi kepada perubahan iklim ditambah fenomena El-Nino yang melanda dunia ikut memperparah terjadinya pemanasan global," ujarnya.


Devitra menjelaskan, problem lalu lintas yang tengah dihadapi di Kota Payakumbuh adalah kemacetan yang biasanya terjadi di daerah-daerah yang dekat dengan fasilitas umum seperti sekolah, pasar, persimpangan, hingga lampu merah.


Butuh tindak lanjut dari komitmen bersama stakeholder terkait untuk pengurangan penggunaan kendaraan bermotor bagi siswa sekolah, dengan adanya strategi lintas sektor dalam menghadapi perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap ekonomi dan lingkungan.


Devitra menerangkan, dari hasil survey, sekitar 75 sampai 80 persen siswa mengendarai sendiri kendaraan roda 2 dari rumahnya ke sekolah, baik SMA, SMK, dan MA. Kondisi ini juga tidak bisa terbantahkan, makanya lahirlah opsi bagaimana mengarahkan agar siswa sekolah dapat memanfaatkan jasa angkutan umum.


Sedangkan kondisi saat ini, Angkutan Kota (Angkot) belumlah terintegrasi di Kota Payakumbuh, yang ada hanya dari Kawasan Ngalau ke pasar di pusat kota. Jumlahnya hanya sekitar 36 unit, dan tidak pula semuanya beroperasi setiap hari.


"Angkot-angkot di Kota Payakumbuh sudah berumur tua, mobil yang tahun paling tinggi keluaran 2005 atau 19 tahun lalu," ungkapnya.


Salah satu opsi yang bisa dioptimalkan saat ini adalah penggunaan transportasi online berdasarkan zonasi siswa. Misalnya jumlah siswa yang pergi ke sekolah ini ada 5 orang, mereka bisa memesan 1 mobil transportasi online, kemudian ongkosnya mereka bayar bersama, kalau ongkosnya 1 mobil adalah Rp. 20 ribu, maka dibayar 4 ribu perorang.


"Dinas telah melakukan pendataan, dan kami merasa jika bisa dimanfaatkan transportasi online ini akan hemat biaya, harga BBM pertalite buat kendaraan bermotor saat ini satu liternya sekitar Rp. 10.000," ulasnya.


Upaya pembatasan penggunaan kendaraan bermotor roda 2 bagi siswa sekolah ini, dibarengi dengan menghadirkan layanan dari penyedia transportasi online. Kemudian, nanti kerja sama sosialisasi transportasi aman ke sekolah, hingga kemurahan tarif, ataupun disubsidi.


"Penyedia layanan kan juga bisa memberikan reward kepada pengguna aplikasi, misalnya kalau 10 kali penggunaan aplikasi, maka ada diskon ongkos, bahkan program lain yang bisa ditawarkan," tutur Devitra.


Satlantas Polres Payakumbuh mendukung untuk mengurangi kecelakaan dengan kerja sama. Dengan telah adanya alternatif siswa memanfaatkan jasa transportasi, kepolisian akan lebih mudah melaksanakan penegakan dan penindakan, karena selama ini susah dilakukan akibat layanan jasa transportasi masih kurang. 


Kepala SMAN 3 Payakumbuh Irma Takarina mengapresiasi adanya proyek perubahan ini sebagai solusi sederhana yang diharapkan mampu mengurangi resiko kecelakaan lalu lintas yang dialami oleh siswa sekolah.


"Kami menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Daerah dan Polres Payakumbuh yang telah menjawab keluhan-keluhan selama ini, semoga dalam waktu berjalan adaptasi penggunaan transportasi online untuk siswa sekolah bisa ditingkatkan, apalagi kalau nanti ada bus trans kota," pungkasnya. (FS)

Labels:

Post a Comment

[blogger]

Author Name

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.